Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Presiden Jokowi dan Ibu Negara Dimintai 10 Permintaan Oleh Anak Indonesia

        Presiden Jokowi dan Ibu Negara Dimintai 10 Permintaan Oleh Anak Indonesia Kredit Foto: Agus Aryanto
        Warta Ekonomi, Pekanbaru -

        Presiden Joko Widodo Ibu Negara Iriana Joko Widodo dimintai 10 permintaan dari Perwakilan Forum Anak Nasional (FAN) dan? dalam peringatan Hari Anak Nasional 2017 di Pekanbaru.

        "Kami anak Indonesia menyuarakan, pertama, tingkatkan akses pelayanan pembuatan akta kelahiran terkhusus di daerah pelosok," ujar perwakilan Forum Anak Nasional di Lapangan Gedung Daerah Pauhjanggi Provinsi Riau, Minggu (23/7/2017).

        Selain Presiden Joko Widodo hadir juga Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Ibu Mufidah Jusuf Kalla, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Yohana Yambise, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani, Menteri Sekretariat Kabinet Pratikno, Kepala Badan Kreatif Indonesia Triawan Munaf serta sejumlah gubernur kepala daerah antara lain Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman dan Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat dan istri.

        Permintaan kedua adalah tingkatkan peran forum anak dalam proses pembangunan. Ketiga, libatkan tokoh masyarakat dalam implemtasi pendewasaan usia perkawinan. Keempat, tumbuhkan pola asus ramah anak. Kelima, tingkatkan pengendalian terhadap peredaran narkota dan psikotropika serta lindungi anak dari iklan, promosi, sponsor dan asap rokok.

        Keenam, tingkatkan fasilitas kesehatan ramah anak dan perbaikan gizi buruk anak. Ketujuh tingkatkan pendidikan melalui implementasi pelaksanaan sekolah 5 hari zonasisasi sekolah dan hapuskan. Kedelapan, tingkatkan penggunaan internet sehat disertai semangat literasi pada anak. Kesembilan, tingkatkan pembelajaran siaga untuk anak di daerah rawan bencana dan konflik. Kesepuluh, lindungi anak dari segala bentuk eksploitasi dan kekerasan seksual.

        "Ditetapkan di Riau 21 Juli 2017, atas nama anak Indonesia," ujar perwakilan FAN.

        Dalam sambutannya, Menteri PPPA Yohana Yambise juga mengakui bahwa kasus kekerasan terhadap anak masih tinggi, khususnya di Riau.

        "Ada hal lain yang menjadi masalah di seluruh Indonesia khususnya di Riau. Riau tercatat terbesar nomor 2 di Indonesia untuk kasus KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga), pernikahan dini anak dan lebih miris lagi 'trafficking' anak di Batam termasuk Tanjung Pinang," ujar Yohana.

        Dirinya pun berharap agar Forum Anak Nasional yang menjadi forum pendahuluan peringatan Hari Anak Nasional dapat bersama-sama pemerintah mensosialisakan kampanye antikekerasan terhadap anak-anak.

        "Ibu menteri tadi menanyakan langsung apakah masih ada pernikahan usia muda? Anak-anak masih kecil dipaksakan untuk menikah, apakah anak-anak setuju menikah di usia muda?" tanya Yohana kepada peserta.

        "Tidak," jawab anak-anak.

        "Setelah itu masih ada kasus kekerasan terhadap anak, orang tua masih pukul anak tidak?" tanya Yohana.

        "Masih," jawab anak-anak.

        "Wah ini berarti keluarga belum ramah anak, di sekolah guru-guru masih pukul anak tidak?" tanya Yohana.

        "Masih," jawab anak-anak yang berjumlah sekitar 3.000 orang.

        "Mana gurunya dipanggil ibu menteri. Berhadapan dengan anak-anak tidak boleh ada kekerasan fisik, tidak boleh ada baku pukul, tidak boleh ada 'bullying' anak-anak diingatkan, jangan ada 'bulying' anak," tegas Yohana. (HYS/Ant)

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Hafit Yudi Suprobo

        Bagikan Artikel: