Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pemerintah Rogoh Kocek Rp800 Miliar untuk Subsidi BBM Satu Harga

        Pemerintah Rogoh Kocek Rp800 Miliar untuk Subsidi BBM Satu Harga Kredit Foto: Antara/Priyo Widiyanto
        Warta Ekonomi, Pontianak -

        Presiden RI Joko Widodo mengatakan pemerintah tidak ragu untuk mengeluarkan biaya sebesar Rp800 miliar untuk menyalurkan bahan bakar minyak ke sejumlah daerah terpencil dalam program "BBM Satu Harga".

        "Kalau dulu subsidi BBM sampai Rp300 triliun lebih diam saja, ini Rp800 miliar ramai. Untuk sekali lagi ini daerah-daerah terpencil, terluar, untuk Indonesia bagian Timur. Saya kira arahnya ke sana," kata Presiden Joko Widodo saat peresmian Terminal BBM Pontianak, Jumat (29/12/2017).

        Lanjut Presiden, "Nanti BBM dari tanki diganti masuk ke drum ganti ke tongkang, ganti lagi ke drum sampai ke daerah tujuan," ucap Presiden.

        Presiden berjanji bahwa setiap tahun TBBM dalam program "BBM Satu Harga) akan terus bertambah.

        Karena masih banyak daerah terpencil maka di sini itu daerah perbatasan jadi disalurkan lewat tangki kemudian disalurkan lagi lewat drum, kemudian ke tongkang.

        "Ini bukan hanya perjalanan darat, karena dari sini sampai 260 kilometer ke tongkang baru dibawa ke lokasi yang kita tuju. Ini sudah perjalanan yang tidak mudah," tegas Presiden.

        Diakui perjalanan itu harus ditempuh karena sebelumnya BBM di daerah-daerah terpencil tidak banyak yang mengurus.

        "Kalau dulunya kita ini malas mengurus yang jauh-jauh seperti itu, sekarang tidak ada, harus itu dilakukan karena apapun daerah terpencil, daerah terdepan, daerah terluar, itu masuk dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, harus diurus," tegas Presiden Joko Widodo.

        Tujuannya adalah agar masyarakat selain dapat dengan mudah mengakses BBM namun juga dapat membeli BBM itu karena harganya sudah sama atau mendekati harga BBM di daerah lain khususnya di Pulau Jawa.

        "Ya kita harapkan harganya sama, tapi jangan diurus lagi sampai ke pengecer di desa, nanti ada yang mengatakan 'Pak ini harganya di pengecer sekian', ya pasti beda kan? Karena yang menjual sudah mencari untung," jelas Presiden.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: