Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan kehadiran KA Bandara yang diresmikan Presiden Joko Widodo merupakan suatu karya anak bangsa hasil sinergi antar-BUMN.
"BUMN bersinergi membangun sebuah transportasi publik bagi masyarakat. KA Bandara merupakan jawaban pemerintah atas tingginya mobilitas penduduk yang tadinya hanya menggunakan kendaraan pribadi atau sarana transportasi lain, namun kini sudah memiliki alternatif transportasi yang lebih nyaman dan menghemat waktu," kata Rini di Jakarta, Selasa (2/1/2018).
Dia menjelaskan KA Bandara Soekarno-Hatta mampu memberikan solusi atas tingginya kebutuhan transportasi masyarakat. Setelah melewati rangkaian uji coba dan tes kelayakan, proyek transportasi massal, Kereta Api Bandara Soekarno-Hatta dinyatakan resmi beroperasi.
Selain Menteri BUMN Rini Soemarno, Presiden Joko Widodo juga didampingi Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) (KAI) Edi Sukmoro, Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin, Direktur Utama PT Railink Heru Kuswanto, dan sejumlah pejabat lainnya.
"Kehadiran KA Bandara menjadi pilihan bagi masyarakat, khususnya di kota Jakarta, Bogor, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) untuk menggunakan transportasi publik dibandingkan dengan kendaraan pribadi sehingga mampu mengurangi kepadatan lalu lintas jalan raya," kata Rini.
Dia menjelaskan dalam struktur proyek KA Bandara itu, terdapat sinergi dan pembagian tugas antara induk perusahaan PT KAI, PT Angkasa Pura II, dan anak perusahaan, PT Railink.
PT KAI membangun prasarana untuk menunjang pengoperasian Kereta Bandara dengan jalur baru sepanjang 12.1 km dari Batuceper-Bandara, lengkap dengan jaringan Listrik Aliran Atas (LAA), persinyalan dan telekomunikasi kereta api, stasiun (Sudirman Baru, Duri, Batuceper), gardu induk LAA dan depo pemeliharaan Kereta Rel Listrik (KRL) Railink.
PT AP II membangun stasiun di bandara dan konektivitas Automated People Mover System (APMS) Skytrain untuk menghubungkan stasiun bandara menuju seluruh terminal keberangkatan penerbangan. PT Railink yang bertindak sebagai operator KA Bandara melakukan pengadaan sarana, interior stasiun dan kantor, maintenance tools, overhead crane, dan rekrutmen pegawai.
Investasi sarana dilakukan PT Railink dengan pembelian electric multiple unit (EMU) atau Kereta Rel Listrik (KRL) baru dari Konsorsium Bombardier Transportation Swedia dan PT Industri Kereta Api (Persero) (INKA) 10 trainset KRL (6 car per trainset).
ARTS System Untuk meningkatkan kinerja perusahaan, PT Railink membangun sistem ticketing?secara inhouse?bernama Airport Railway Ticketing System (ARTS) dan hal itu merupakan produk sistem ticketing?pertama yang dibangun KAI Group.
Sistem ARTS dibangun dengan mengadopsi perkembangan teknologi mutakhir berbasis cashless yang mampu melayani pembayaran dengan berbagai macam kartu pembayaran (kartu kredit, kartu debit, kartu prepaid dan T-Cash) serta tanpa loket dan petugas loket. Kanal pembayaran menggunakan single EDC, ATM, e-commerce dengan menggandeng mitra perbankan (empat Himbara, enam bank swasta).
Pembangunan kereta bandara juga melibatkan PT Len Industri (Persero) yang berperan secara keseluruhan dalam sistem persinyalannya, baik pada desain sistem, integrasi, engineering, instalasi serta test & commissioning, hingga KA Bandara dapat berfungsi dengan baik. KA Bandara Internasional Soekarno-Hatta memiliki total 10 rangkaian dengan kapasitas penumpang secara keseluruhan 272 orang.
KA Bandara melayani penumpang di lima stasiun, yaitu Stasiun Manggarai, Stasiun Sudirman Baru, Stasiun Duri, Stasiun Batuceper, dan Stasiun Bandara Soekarno-Hatta. Waktu keberangkatan kereta setiap 30 menit sekali dari Stasiun Sudirman Baru dan Stasiun Soekarno-Hatta dengan jadwal keberangkatan dimulai pukul 03.00 hingga 23.00 WIB dengan waktu tempuh 40-50 menit.
Guna mendukung pelayanan bagi masyarakat di dalam rangkaian kereta terdapat fasilitas-fasilitas, seperti AC, TV LED dan audio, rak bagasi, USB port, running text, CCTV, smoke detector, priority seat, dan toilet Di stasiun-stasiun kereta terdapat fasilitas-fasilitas, antara lain area komersial, ruang pertemuan, lounge, city check-in, vending machine, mushalla, dan nursery room.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo