Organisasi independen Gerakan Muda Nurani Rakyat yang merupakan mantan organisasi sayap Partai Hanura menilai sosok Wiranto layak kembali dipercaya memimpin partai.
"Untuk menghindari konflik yang berkepanjangan dan berpotensi melemahkan partai, bila perlu Pak Wiranto tampil kembali mengambil alih Hanura untuk menyelamatkan partai," kata Ketua Umum Gemura Oktasari Sabil melalui keterangan di Jakarta, Selasa.
Oktasari yang pernah menjabat Wakil Sekjen Hanura saat Wiranto masih ketua umum, mengatakan dirinya tidak terlalu terkejut dengan konflik yang melanda Hanura saat ini. Ia menekankan sejak awal sudah memprediksi, selepas ditinggal Wiranto, pasti akan muncul gejolak di tubuh Hanura.
Hal ini menurutnya, disebabkan karena dua faktor. Pertama proses transisi kepemimpinan dari Wiranto ke Oesman Sapta Odang dinilai berjalan inkonstitusional, serta setelah Oesman Sapta memaksakan diri memimpin Hanura, terjadi migrasi politik di DPP Hanura.
Dia mengungkapkan hampir separuh dari kepengurusan DPP Hanura di bawah kendali Oesman Sapta adalah orang-orang baru yang dibawa oleh Oesman Sapta. Sebagian lagi merupakan orang-orang yang saat ini sebagai senator di DPD RI dan dari tempat lain yang belum mengenal mendalam Partai Hanura.?
"Bisa dibayangkan bagaimana sebuah partai yang telah eksis 10 tahun lebih atau dua kali Pemilu, dipimpin dan dikuasai oleh orang-orang yang tidak pernah ada di partai," jelas Oktasari.
Kedua, gaya kepemimpinan yang terjadi di Hanura hari ini, kata dia, tidak lebih dari sebuah perusahaan yang hanya diatur oleh beberapa orang.
"Jadi sekali lagi saya tidak kaget dengan konflik yang terjadi sekarang," terang dia.
Oleh karena itu pula, jelas dia, sesaat setelah DPP Hanura di bawah kepemimpinan OSO ditetapkan melalui surat keputusan Menkumham, dirinya selaku kader Hanura yang sejak awal berjuang dan membesarkan partai dan mencintai Hanura dari dalam hati nurani, langsung melayangkan gugatan ke PTUN Jakarta yang saat ini sedang dalam proses banding. Lebih jauh Oktasari menilai mosi tidak percaya terhadap Oesman Sapta Odang yang dilayangkan 27 DPD dan 400 lebih DPC, sebagaimana yang diberitakan, merupakan krisis kepercayaan yang baru pertama kali terjadi dalam demokrasi Indonesia. Hal ini, menurut dia, sangat membahayakan bagi masa depan partai, apalagi menjelang pilkada serentak, pemilu legislatif dan Pilpres.
"Sehingga menurut saya, langkah pemecatan ini sudah sangat tepat sebagai bentuk penyelamatan partai agar Hanura yang sudah besar ini tidak malah menjadi partai gurem di bawah Oesman Sapta Odang," kata dia. Dia menilai seluruh senior dan kader harus mengambil pelajaran dari peristiwa ini sehingga dalam menentukan Ketua Umum nanti benar benar selektif.
Dia menyatakan bahwa Wiranto sangat layak memimpin kembali Hanura. Namun jika Wiranto tidak berkenan, menurut dia, masih banyak kader Hanura yang memiliki potensi dan kualikasi baik seperti mantan Kapolri Chairudin Ismail, mantan Kasad Subagio HS, mantan MenPANRB Yuddy Chrisnandi, Ketua Fraksi Hanura Nurdin Tampubolon, serta anggota DPR RI Farid Alfauzy.
"Dari kalangan perempuan kader internal Hanura ada Tari Siwi, Anggi dan lain-lain. Jadi Hanura tak kekurangan kader untuk tampil menjadi ketua umum yang telah melewati berbagai proses kaderisasi bukan kaum imigran politik," tegas dia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: