Para nelayan perikanan tangkap di Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh mengeluhkan ketidakcukupan bahan bakar minyak (BBM) solar bersubsidi sehingga mengganggu aktivitas mereka saat melaut.
"Kondisi ini sudah lama terjadi, tapi tetap saja tidak ada penambahan bahan bakar solar di tempat pengisian kami. Walaupun kondisi saat ini tidak separah kejadian tahun lalu," kata Abu Samah, salah seorang nelayan, di Meulaboh, Kamis.
Armada nelayan yang sandar di sepanjang Sungai Kreung Cangkoi, Kecamatan Johan Pahlawan, Aceh Barat selama ini mendapatkan bahan bakar minyak dari Solar Packed Dealer Nelayan (SPDN) Padang Seurahet.
Selain itu, nelayan juga diizinkan membeli bahan bakar di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) dengan membawa surat rekomendasi dari dinas terkait, sehingga nelayan bisa mendapatkan BBM solar bersubsidi.
Abu Samah menyatakan, persoalan keterbatasan BBM solar bersubsidi nelayan sudah menjadi kenyataan sehari-hari, ketika bahan bakar kosong maka nelayan memilih tidak melaut sampai menanti masuk bahan bakar.
"Kami berharap pemerintah menambah kuota bahan bakar solar bersubsidi untuk nelayan, sehingga satu kendala bisa teratasi," ujarnya lagi.
Pada SPDN Padang Seurahet hanya tersedia BBM solar bersubsidi 5 hingga 8 ton per hari, sedangkan kebutuhan bahan bakar untuk armada nelayan hingga 16 ton per harinya. Karena itu, nelayan kerap menghadapi persoalan karena keterbatasan kuota BBM bersubsidi.
"Kami hanya sebagai penyalur, menjual BBM solar bersubsidi ini untuk nelayan sesuai surat rekomendasi yang dibawa. Mengenai kuota memang sudah ditentukan yakni 5 ton per hari atau 152 ton per bulan," kata Ervan Putra, pengawas SPDN Padang Seurahet.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Aceh Barat M Ikbal menyebutkan, dari total 74.000 liter per hari kuota BBM solar bersubsidi yang masuk ke daerah setempat, hanya 19.000 liter per hari dikhususkan untuk kebutuhan nelayan.
Karena itu, Pemkab Aceh Barat mengeluarkan rekomendasi kepada nelayan bisa membeli solar bersubsidi di SPBU tertentu, kecuali untuk kebutuhan nelayan armada kecil dengan perhitungan pulang pergi (PP) 10 liter per hari.
Kebutuhan BBM solar bersubsidi nelayan daerah itu rata-rata 10 ton per hari untuk semua armada nelayan, mengingat kebutuhan bahan bakar minyak variatif, dari terendah 10 liter hingga mencapai 1 ton untuk armada di atas 10 gross tonnage (GT).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: