Para driver Go-Jek harus berjuang melawan rasa kantuk dan?angin malam yang hembusannya menusuk hingga ke dalam tulang. Mereka siaga?melayani pesanan makanan bagi konsumen yang ingin bersantap sahur.
Salah satu mitra driver Go-Jek, Rizky Syehrudin,?duduk di depan salah satu toko ritel di wilayah Kampung Kandang, Cilandak, Jakarta Selatan. Matanya tertegun menatap layar smartphone. Sesekali ia?melipatkan kedua tangan di depan dada untuk menghalau angin yang berhembus. Padahal, ia sudah memakai dua buah jaket namun?udara dingin tetap terasa.
"Saya sudah biasa (kena angin), tapi pagi ini angin kencang sekali," katanya kepada Warta Ekonomi di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Rizky tidak sendiri?pagi?itu. Di wilayah Kampung Kandang ada sekitar lima sampai?enam mitra driver Go-Jek yang bersiaga melayani pesanan Go-Food untuk santap sahur. Rata-rata para mitra driver Go-Jek mulai berdatangan sekitar pukul 02.00 pagi WIB. Hingga waktu subuh mereka bisa melayani?enam pesanan Go-Food kepada konsumen.
"Saya keluar jam 12?malam lewat satu menit. Tadi saya habis mengantar pesanan Go-Food ke Margonda, Depok. Kalau bulan Ramadan, pesanan Go-Food memang laris-manis," ujarnya.
Hal senada disampaikan oleh mitra driver Go-Jek yang lain, Sultan Budiman. Ia mengatakan pesanan Go-Food sangat?banyak?saat waktu menjelang sahur. Ia menyampaikan?dirinya pernah mencapai rekor?sembilan pesanan Go-Food dalam satu malam?pada?tanggal 29 Mei 2018. Ia menambahkan,?para mitra driver Go-Jek bukan hanya mendapat lonjakan pesanan Go-Food pada bulan Ramadan namun juga sering mendapat tips tambahan dari konsumen.?Ia menjelaskan konsumen merasa sangat terbantu dengan adanya layanan Go-Food sehingga sering memberi tips kepada mitra driver.
"Kalau menarik Go-Food malam seperti ini memang enak sekali. Pertama, jalanan itu bebas macet sehingga bisa cepat mengantar pesanan. Kedua, banyak konsumen memberi tips kalau kirim Go-Food saat sahur," ujar Sultan.
Dengan adanya keuntungan tersebut, tidak heran jika ada saja mitra driver Go-Jek yang mangkal di Kampung Kandang sejak pukul 12 malam. Bisa dikatakan, pangkalan Go-Jek di wilayah Kampung Kandang selalu siap siaga melayani pesanan konsumen selama 24 jam penuh.
Meski demikian, baik Rizky maupun Sultan sadar bahwa keluar saat malam memiliki beberapa risiko seperti risiko kesehatan maupun kriminal. Mereka bisa jatuh sakit karena kurang tidur dan terus-menerus terterpa angin malam.
Melawan?Risiko
Keuntungan yang didapatkan para mitra driver Go-Jek ketika bertugas saat waktu sahur berbanding lurus dengan risiko yang mereka hadapi.
Rizky menerangkan para mitra driver?sangat rentan jatuh sakit apabila menarik malam hari. Beberapa mitra driver menyiasati risiko tersebut dengan melakukan istirahat cukup saat siang hari. Selain itu, ia mengatakan Go-Jek memberikan asuransi kesehatan sehingga para mitra driver yang jatuh sakit bisa terbantu untuk membayar biaya pengobatan.
Selain risiko kesehatan, ia juga sering menghadapi risiko kriminalitas dan penipuan. Beberapa kali ia berhadapan dengan gangster bermotor?di wilayah Lenteng Agung dan Depok. Paling sering, ia menjumpai aksi tawuran antar-warga ketika sedang pulang mengantar pesanan Go-Food selepas waktu subuh.
"Kalau dari jauh sudah terlihat ada bahaya, kita lebih baik berhenti atau putar arah. Tidak usah melanjutkan perjalanan. Kalaupun sedang mengantar pesanan Go-Food, kita berhenti dulu dan memberi tahu ke konsumen kalau ada gangster bermotor atau ada tawuran warga," ujarnya.
Pria yang bergabung menjadi mitra driver Go-Jek sejak?4 Mei 2016 ini mengatakan para konsumen akan paham jika diberi penjelasan seperti demikian. Para konsumen juga mengharapkan?mitra driver untuk mementingkan keselamatan terlebih dahulu karena hal tersebut yang utama. Dengan kesadaran untuk mencari aman tersebut, ia mengatakan bahwa sampai saat ini belum pernah terkena dampak buruk dari aksi?kriminal?yang dilakukan oleh gangster maupun warga.
Ia menambahkan risiko lain yang kerap dijumpai oleh mitra driver adalah order fiktif, baik pesanan Go-Food palsu yang dilakukan?seseorang yang jahil untuk bercanda maupun untuk menipu. Ia?mengatakan?sangat berusaha menghindari pesanan Go-Food yang mencurigakan karena khawatir ada penipuan dan pembegalan.
"Saya pernah dapat order dari Kampung Kandang?pesan mie instan dua buah. Pesanan Go-Food itu diminta diantarkan ke Tangerang. Sedangkan di Tangerang,?saya harus menghubungi orang lain lagi karena penerima Go-Food bukan pemesan langsung. Saya diminta telepon penerima dan mengikut arahan karena tidak ada alamat jelas. Itu kan mencurigakan, lebih?baik saya menghindari," tegasnya.
Pria?kelahiran tahun 1994 ini mengatakan mitra driver juga sering menjumpai konsumen yang tertidur selepas memesan makanan Go-Food. Jadi, pesanan makanan yang sudah dibeli?dan diantarkan oleh mitra driver tidak sampai ke tangan?penerima karena?konsumen tertidur.
"Saya pernah kirim Go-Food. Sudah sampai alamat tujuan, saya telepon tidak diangkat. Saya bingung, ini order fiktif atau apa. Ternyata, habis subuh si pemesan makanan baru memberi kabar kalau mereka tanpa sengaja tertidur," tuturnya.?
Mendedikasikan Diri
Sultan?mengatakan bahwa keluar melayani konsumen saat dini hari bukan hanya persoalan mencari uang dan tips. Ia mendedikasikan dirinya keluar malam karena merasa bahagia bisa membantu orang yang ingin santap sahur. Ia mengatakan bahwa di Kota Jakarta banyak konsumen yang ingin melakukan ibadah puasa sering kesulitan mencari makanan sahur, entah karena tidak ada peralatan masak, banyak tempat makan tutup, atau tidak memiliki akses kendaraan untuk menjangkau lokasi tempat makan yang masih buka.
Nah, layanan Go-Food memudahkan konsumen untuk memesanan makanan di?lokasi-lokasi tempat makan yang buka selama 24 jam. Kemudian para mitra driver akan mengantarkan pesanan makanan tersebut ke rumah konsumen.
"Saya?memang sering narik malam. Tapi, selama bulan Ramadan saya memang sengaja menarik malam setiap hari. Karena?membantu orang santap sahur untuk ibadah puasa, jadi mungkin saya bisa dapat pahala," ujarnya.
Adapun, Chief Corporate Affairs?Go-Jek Indonesia,?Nila Marita, mengatakan Go-Jek sangat mengapresiasi para mitra driver yang telah mendedikasikan diri untuk melayani konsumen saat waktu sahur. Ia mengatakan bentuk apresiasi mitra driver tersebut disalurkan melalui?Program Ramadan Go-Jek bertajuk Rantai Kebaikan, yang terdiri dari program Bikin Teduh yaitu pembenahan basecamp para mitra driver, acara Bukber Nusantara Mitra?Go-Car, dan program mudik untuk mitra dan keluarga.
"Program ini dilakukan selain sebagai bentuk apresiasi kami kepada mitra-mitra Go-Jek, juga untuk mendorong tali silaturahmi yang semakin erat antarsesama pengemudi dan antarkomunitas," sebutnya.
Nila menjelaskan Go-Jek melakukan renovasi 1.000 basecamp komunitas mitra pengemudi di seluruh Indonesia melalui program Bikin Teduh. Adapun, melalui program?Bukber Nusantara Mitra Go-Car, Go-Jek menggelar kegiatan buka bersama dengan 21.000 mitra?Go-Car?di beberapa kota?Go-Jek?beroperasi.?Selain itu, Go-Jek menggelar Program Mudik untuk mitra driver melalui jalur darat dan jalur laut dengan beberapa partner.
"Kami berharap hal ini akan menginspirasi lebih banyak mitra untuk berbuat dan meneruskan rantai kebaikan tidak hanya di bulan Ramadan, tetapi juga seterusnya," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Cahyo Prayogo
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: