Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Iran Enggan OPEC Dipolitisasi

        Iran Enggan OPEC Dipolitisasi Kredit Foto: Reuters/Raheb Homavandi/File Photo
        Warta Ekonomi, Teheran -

        Iran mengatakan kepada OPEC pada Minggu (19/8/2018) bahwa tidak ada negara anggotanya yang boleh mengambil alih bagian anggota lain dari ekspor minyak.

        Pernyataan tersebut mengungkapkan kekhawatiran Teheran tentang tawaran Arab Saudi untuk memompa lebih banyak minyak dalam menghadapi sanksi AS terhadap penjualan minyak Iran.

        Dalam pertemuan dengan Sekretaris Jenderal OPEC Mohammad Barkindo, seorang diplomat senior Iran mendesaknya untuk menjauhkan kelompok itu dari politik.

        "Tidak ada negara yang diizinkan untuk mengambil alih bagian anggota lain untuk produksi dan ekspor minyak dalam keadaan apa pun, dan Konferensi Menteri OPEC belum mengeluarkan lisensi untuk tindakan semacam itu," kantor berita kementerian minyak Iran SHANA mengutip Kazem Gharibabadi, yang permanen. Utusan untuk organisasi internasional yang berbasis di Wina, mengatakan, sebagaimana dikutip dari Reuters, Senin (20/8/2018).

        Pada bulan Mei, Presiden AS Donald Trump menarik diri dari kesepakatan nuklir internasional dengan Iran dan mengumumkan sanksi terhadap anggota OPEC tersebut. Washington mendorong sekutu untuk memotong impor minyak Iran dan akan menerapkan babak baru sanksi pada penjualan minyak Iran pada November.

        Trump telah meminta OPEC untuk memompa lebih banyak minyak untuk menurunkan harga. Menteri Energi Arab Saudi, sekutu AS, dan Rusia mengatakan pada bulan Mei mereka siap untuk mengurangi pemangkasan produksi untuk menenangkan kekhawatiran konsumen tentang pasokan.

        "Iran percaya bahwa OPEC harus sangat mendukung anggotanya pada tahap ini dan menghentikan rencana negara-negara yang mencoba mempolitisir organisasi ini," pungkas Gharibabadi.

        Saingan regional Arab Saudi dan Iran terlibat dalam perang proksi, termasuk di Yaman dan Suriah.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Hafit Yudi Suprobo
        Editor: Hafit Yudi Suprobo

        Bagikan Artikel: