Aksi Bersih-Bersih Sampah Tak Bisa Temporer

Aksi bersih-bersih sampah yang dilakukan berbagai pihak dalam rangka World Cleanup Day?beberapa waktu lalu?tidak bisa dilakukan secara temporer. Seperti dikatakan pengamat ekonomi lingkungan Universitas Indonesia (UI) Sonny Mumbunan, harus ada kegiatan yang berkelanjutan sehingga makna dan tujuan kegiatan tersebut tidak hilang begitu saja.

"Tidak bisa dilakukan secara temporer, namun perlu upaya berkelanjutan. Begitu pula skalanya harus diperluas sehingga bisa memiliki efek yang lebih besar," ucap Sonny dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu (22/9/2018).

Begitupun Sonny tidak menampik, bahwa kegiatan yang dilakukan berbagai pihak, baik relawan maupun perusahaan seperti Pertamina memang positif. Melalui kegiatan tersebut, lanjut Sonny, diharapkan bisa memunculkan kesadaran kepada masyarakat akan pentingnya membersihkan permukaan bumi dari sampah, terutama plastik.

Itulah sebabnya, Sonny memberi apresiasi kepada semua pihak yang berpartisipasi dalam World Cleanup Day tersebut, termasuk Pertamina. Karena menurut Sonny, setiap kegiatan yang dilakukan untuk membersihkan sampah pada prinsipnya adalah kegiatan yang baik.

"Apapun yang dilakukan untuk bersih-bersih saya rasa harus diapresiasi," katanya.

Sebelumnya,?aktivis, relawan, dan berbagai pihak yang peduli lingkungan melakukan aksi bersih-bersih memungut sampah. Aksi dilakukan terkait momen World Cleanup Day yang merupakan aksi sosial global dengan tujuan memerangi masalah sampah global.

Pertamina misalnya, melakukan aksi tersebut di berbagai wilayah di Indonesia, antara lain di Indramayu serta Karimunjawa. Di Indramayu, di antaranya BUMN tersebut menggalang seribu pelajar dan warga untuk turut berpartisipasi membersihkan Kali Prajagumiwang dan Kali Cimanuk Lama.

Sedangkan di Karimunjawa, kegiatan dilakukan di Pantai Nyamplung Ragas. Tidak hanya membersihkan sampah, BUMN itu juga menggelar workshop bagi masyarakat dan pelajar terkait pengelolaan sampah.?