Peringatan dari Gus Yaqut: Waspadai Kelompok yang Ingin Rebut Kekuasaan Pakai Topeng Agama
Ketua Umum Pengurus Pusat Gerakan Pemuda Ansor Yaqut Cholil Qoumas menegaskan kembali bahwa bangsa Indonesia didirikan untuk semua umat, sehingga perlu komitmen semua pihak untuk menjaganya.
Dalam keterangan pers yang diterima di Semarang, Minggu, pria yang akrab disapa Gus Yaqut itu mengatakan Indonesia adalah rumah bersama yang didirikan oleh semua komponen bangsa yang berbeda agama, suku, etnis, budaya, tidak hanya Islam.
"Jadi, kita sebagai kader Ansor dan Banser harus memiliki komitmen tinggi untuk menjaga Indonesia dari setiap upaya yang ingin mengubah Indonesia menjadi bentuk lain," ujar Yaqut, di hadapan ratusan peserta Pelatihan Kepemimpinan Lanjutan (PKL) Ansor dan Kursus Banser Lanjutan (Susbalan) di Bumi Perkemahan Linggo, Kabupaten Pekalongan, Minggu.
Menurut dia, para pendiri Nahdlatul Ulama (NU) seperti mbah Hasyim Asy'ari, mbah Wahab Chasbullah, mbah Bisri Sansuri yang ikut mendirikan negara Indonesia sudah menyepakati Indonesia milik semua umat.
Dia mengatakan, para pendiri NU jelas memiliki pertimbangan syar'i hingga menyetujui juga Pancasila sebagai ideologi negara.
"Mulai dari (sila) Ketuhanan Yang Maha Esa hingga Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, mana ada yang bertentangan dengan syariah. Tidak ada yang bertentangan dan sudah sesuai syariah. Maka dari itu, tak perlu aneh-aneh mau bikin negara Islam, sehingga warga yang bukan Islam menjadi warga negara kelas dua," ujarnya pula.
Gus Yaqut secara tegas menolak Khilafah Islamiyah karena negara ini sudah sangat Islami dan mengayomi semua umat.
Di sisi lain, Gus Yaqut juga mengingatkan para kader Ansor dan Banser bahwa ancaman paling nyata dan dekat saat ini adalah kelompok radikal atau kelompok yang menggunakan agama sebagai alat politik kekuasaan.
"Mereka itu hanya punya dua agenda. Pertama, menyalahkan amaliah di luar kelompok mereka, menganggap bidah, kafir sehingga layak dianggap musuh. Kedua, agenda mereka jelas merebut kekuasaan dan akan menjadikan negeri ini Khilafah Islamiyah," katanya pula.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat