Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Nge-Drone 5 Hari Dibayar Rp150 juta, Mau?

        Nge-Drone 5 Hari Dibayar Rp150 juta, Mau? Kredit Foto: Agus Aryanto
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Sebagian orang lebih suka bekerja atau menjalankan profesi informal namun dengan bayaran yang sangat tinggi. Beberapa profesi baru seperti pilot drone adalah salah satu profesi baru itu.?

        Julianus Ladung, seorang fotografer industri dan pemilik usaha fotografi Ideam Aeternam mengaku memasang tarif Rp150 juta untuk 5 hari pemotret di areal industri. Dalam 1 tahun dia biasa bekerja sekitar 7 bulan, 1 bulan antara 1 sampai 3 kali proyek kegiatan pemotretan. Bayangkan berapa pendapatannya??

        Bayarannya begitu mahal, lantas apa yang dia kerjakan. Seperti fotografer dan videografer pada umumnya, dia melakukan pemotretan dan visualisasi untuk kepentingan perusahaan seperti annual report. Tapi beberapa lokasi sangat sulit dijangkau, sehingga membutuhkan drone, seperti mengambil sebuah gambar kilang minyak di tengah laut dari atas.?

        "Beberapa tempat membutuhkan SOP yang ketat, jadi tidak semua orang paham akan lokasi," ujar pria yang pernah bekerja di perusahaan Migas ini.?

        Karena butuh keahlian dan pengalaman, tidak banyak orang yang bisa melakukannya. Menurutnya di Indonesia ini hanya ada dua orang, salah satunya adalah dia. Kalau untuk pilot drone sendiri di Indonesia jumlahnya ada ribuan, dan yang menggeluti sebagai profesi sekitar 500 orang. Bidang yang digeluti juga berbeda-beda, ada yang fokus di event, infrastruktur dan lain-lain.?

        Apakah semua tarifnya semahal itu, Ladung tidak bisa memastikan. Besar atau kecil itu sangat tergantung bagaimana seorang fotografer meyakinkan kliennya. Menurutnya salah jika seorang fotografer mau dibayar murah, karena itu hanya akan merusak pasar. Seperti beberapa fotografer yang memanfaatkan agensi, banyak yang mau hanya dibayar Rp1 juta sekali pemotretan.?

        "Kalau saya tidak mengejar kuantitas, tapi kualitas," ujar Ladung.?

        Besar kecilnya bayaran biasanya juga bergantung pada proyek yang ditangani. Event pernikahan tentu jauh lebih murah dibandingkan dengan industri. Biasanya untuk pekerjaan lebih sulit dan lebih beresiko tarifnya lebih mahal.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Agus Aryanto
        Editor: Kumairoh

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: