Presiden Jokowi memang tidak salah memilih Rini Soemarno sebagai Menteri BUMN. Buktinya, program-programnya jelas meningkatkan nilai BUMN itu sendiri yang ujung-ujungnya berdampak terhadap kemakmuran masyarakat.
"Nilai tambah yang dihasilkan berkali-kali lipat ketimbang kalau kita mengekspor terlalu ke hulu," ujar Rini dalam pertemuan dengan para pemimpin media massa nasional, termasuk Warta Ekonomi, belum lama ini di Jakarta.
Salah satunya adalah holdingisasi. "Jujurnya, dengan program ini, maka keputusan-keputusan yang diambil akan berjalan lebih cepat," tegas Rini.
Ini akan berbeda, lanjutnya, kalau keputusan diambil melalui birokrasi BUMN yang akan lama. "Mohon maaf kepada para pejabat BUMN yang hadir," ujar Rini sambal tertawa.
Deputi Kementerian Bidang Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno, yang turut hadir cuma senyum-senyum saja.
Baca Juga: Ketua KPK Sindir BUMN, Bikin 'Nyesek'
Rini memberi contoh ketika menawarkan Presdir PT Inalum Budi G Sadikin untuk mengambil alih PT Krakatau Steel.
"Kayaknya semalaman Pak Budi tidak bisa tidur. Pagi-pagi dia langsung telepon saya mengatakan kalau digabung akan menurunkan kinerja holding," ujar Rini. Tambahnya, "Artinya Pak Budi langsung teringat tantiemnya akan turun he-he?." Budi Sadikin yang juga turut memberikan presentasi di acara itu cuma nyengir saja mendengar gurauan bosnya.
Demikian juga soal pemilihan induk holding. "Agar keputusan bisa cepat diambil, maka induk holding kami ambil dari perusahaan yang sahamnya 100% dikuasai negara," ujarnya.
Hal ini menjawab isu yang sedang ramai diperbincangkan masyarakat bisnis dan BUMN bahwa Danareksa yang akan menjadi pemimpin holding keuangan. "Tidak harus perusahaan terbesar. Toh nanti strukturnya akan menyesuaikan," tambahnya.
Bidang bisnis juga bisa berkembang baik secara vertikal maupun horizontal. Holding perkebunan, misalnya, akan memanfaatkan karetnya untuk membuat roda pesawat terbang.
Baca Juga: Deretan Bos BUMN Paling Tajir, Hartanya Bikin "Nyengir"
"Kami sudah berbicara dengan Garuda Indonesia yang menyebutkan bahwa frekuensi pergantian roda pesawat itu cukup sering dilakukan," ujar Rini.
Di samping itu, Rini juga menyebutkan bahwa sawit dalam proses konsolidasi. Bahkan, perusahaan perkebunan juga akan ada yang mempunyai bisnis properti.
"Misalnya, sejalan dengan proyek kereta cepat Bandung-Jakarta, di perkebunan Walini ada 1.200 hektare lahan untuk properti," ujarnya.
Di samping itu, ada juga lahan seluas 5.000 hektare di Subang yang akan dijadikan perumahan. "RNI akan berubah jadi property company," ujar Rini.
Dalam acara ini, Rini didampingi Direktur Utama Inalum Budi G Sadikin, Direktur Utama Antam Arie Ariotedjo, Direktur Utama Timah Riza Pahlevi, serta Direktur Pengembangan Usaha Bukit Asam Fuad I Z Fahrudin, serta Dirut PT Krakatau Steel Silmy Karim.
Baca Juga: Ketua KPK: Pengawasan Internal BUMN....
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Muhamad Ihsan
Editor: Rosmayanti