Kecurigaan Beijing tentang adanya pihak asing yang ikut campur dalam aksi protes di Hong Kong semakin terasa. Tuduhan kepada asing tidak hanya sekadar tuduhan, karena pihak China telah memperhatikan upaya "penyamaran" yang dilakukan selama ini. Hal itu akan membuat mereka pada akhirnya merusak diri mereka sendiri.
Liu Xiaoming menyerukan agar kekuatan asing tak perlu lagi ikut campur dalam urusan Hong Kong.
"Kekuatan asing harus berhenti mencampuri urusan Hong Kong," kata Duta Besar China untuk Inggris Liu Xiaoming kepada wartawan di London, Kamis (15/8), seperti dikutip dari Reuters.
Dia menambahkan, bagi pihak-pihak yang ikut campur dalam urusan ini pada akhirnya akan menerima akibatnya sendiri.
"Berhentilah berkomplot dalam pelanggaran yang kejam. Mereka seharusnya tidak salah menilai situasi dan pergi ke jalan yang salah, kalau tidak mereka akan mengangkat batu hanya untuk menjatuhkannya di atas kaki mereka sendiri," sambungnya.
Menurutnya, pemerintah China telah memiliki sejumlah bukti soal campur tangan asing dalam aksi demonstrasi di Hong Kong yang telah berlangsung selama lebih dari dua bulan.
"Bukti menunjukkan, situasinya tidak akan memburuk begitu parah seandainya bukan karena campur tangan dan hasutan kekuatan asing. Hong Kong adalah bagian dari China. Tidak ada negara asing yang boleh ikut campur dalam urusan internal Hong Kong," pungkas dia.
Xiaoming juga menuduh media Barat tidak seimbang dalam pelaporan mereka dan membingungkan soal mana yang benar dan salah. Ia mengatakan, China akan menggunakan kekuatannya untuk memadamkan protes Hong Kong jika situasinya semakin memburuk, setelah beberapa pemrotes menunjukkan tanda-tanda terorisme.
"Jika situasi di Hong Kong semakin memburuk, pemerintah pusat tidak akan duduk dan menonton. Kami memiliki solusi yang cukup dan kekuatan yang cukup dalam batas-batas Undang-Undang Dasar untuk memadamkan kerusuhan dengan cepat. Tindakan demonstran adalah pelanggaran berat dan keras, dan sudah menunjukkan tanda terorisme," tutur Xiaoming.
Ia juga menegaskan, pemerintah China tidak akan pernah membiarkan beberapa pelaku kekerasan menyeret Hong Kong ke arah yang berbahaya. Aksi demo besar-besaran yang melanda Hong Kong, hingga menyebabkan ditutupnya bandara selama dua hari, adalah gejolak terbesar yang terjadi di Hong Kong sejak wilayah itu dikembalikan oleh Inggris ke pangkuan China pada 1997.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: