Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Rudal Antarbenua China Mau Dipamerkan, Bisa Jangkau AS dalam 30 Menit

        Rudal Antarbenua China Mau Dipamerkan, Bisa Jangkau AS dalam 30 Menit Kredit Foto: Youtube/Military Technology Zone
        Warta Ekonomi, Beijing -

        Untuk memperingati 70 tahun berdirinya Partai Komunis, China akan menggelar parade militer besar-besaran pada Selasa (1/10/2019) esok hari. Salah satu senjata yang akan dipamerkan dalam parade itu adalah rudal balistik antarbenua (ICBM) Dongfeng (DF)-41 yang mampu terbang sampai ke Amerika Serikat (AS) dalam 30 menit.

        ICBM DF-41 diyakini bakal menjadi ancaman buat AS karena senjata itu menjadi salah satu senjata tercanggih China yang bisa memuat hulu ledak nuklir. Di parade itu, senjata lainnya adalah rudal "pemusnah kapal induk", pesawat nirawak supersonik dan kapal selam robot.

        Parade militer besok diyakini menjadi sebuah ambisi Beijing dalam menegakkan klaimnya atas Taiwan, Laut China Selatan dan wilayah lain yang disengketakan, serta untuk menantang Washington sebagai kekuatan dominan di kawasan Pasifik.

        Baca Juga: Jepang Takut dengan Kemajuan Militer China Dibanding Korut, Kenapa?

        Tentara Pembebasan Rakyat (PLA), militer terbesar di dunia dengan 2 juta personel pria dan wanita dan pengeluaran tahunan tertinggi kedua setelah Amerika Serikat, juga telah mengerjakan pesawat tempur, kapal induk pertama yang dibuat sendiri dan kapal selam bertenaga nuklir.

        "Ada cukup banyak pengamat, termasuk militer AS, yang mengatakan; 'Ini semakin dekat dengan apa yang kita lakukan,' dan mereka mulai khawatir," kata Siemon Wezeman dari Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), seperti dikutip?Fox News, Senin (30/9/2019).

        Pengaton telah mengidentifikasi China sebagai ancaman geopolitik top AS.

        Juru bicara Kementerian Pertahanan China Mayor Jenderal Cai Zhijun mengatakan parade militer besok akan mencakup 15.000 tentara, lebih dari 160 pesawat terbang dan 580 buah peralatan militer.

        "Banyak senjata baru akan diperlihatkan untuk pertama kalinya," kata Cai kepada wartawan pekan lalu. Ditanya apakah itu termasuk rudal Dongfeng 41, Cai menjawab; "Silakan tunggu dan lihat."

        Kemampuan untuk memproyeksikan kekuatan semakin mendesak bagi para pemimpin China yang bertujuan untuk mengontrol jalur pelayaran dan perairan juga diklaim oleh Jepang, Korea Selatan, Vietnam, Filipina dan pemerintah lainnya.

        Baca Juga: Trump Kasih Ancaman, China Cuma Berharap. . . .

        "China telah mengembangkan nuklir, ruang angkasa, ruang maya, dan kemampuan lain yang dapat menjangkau musuh potensial di seluruh dunia," kata Badan Intelijen Pertahanan AS dalam sebuah laporan Januari lalu.

        Tidak ada rincian rudal Dongfeng-41 yang telah dirilis, tetapi Pusat Studi Strategis dan Internasional di Washington mengatakan misil itu kemungkinan memiliki jangkauan terpanjang di dunia hingga 9.400 mil.

        Menurut para analis yang dikutip Fox News, DF-41 yang dapat terbang pada kecepatan 25 kali kecepatan suara mampu menjangkau daratan Amerika Serikat dalam 30 menit dengan hingga 10 hulu ledak untuk target terpisah. Misil itu menggunakan teknologi yang dikenal sebagai MIRV (multiple independently targetable re-entry vehicles).

        Meski demikian, rudal yang sangat diandalkan China pada saat ini adalah Dongfeng-31 yang memiliki jangkauan lebih dari 6.990 mil. Misil ini juga mampu menempatkan sebagian besar benua Amerika Serikat dalam jangkauan.

        Foto-foto yang beredar di media sosial China tentang persiapan parade militer menunjukkan gambar buram yang kemungkinan adalah drone tempur yang dijuluki "Sharp Sword" dan drone lain, DR-8 atau Wuzhen 8.

        Menurut data SIPRI, China diyakini memiliki sekitar 280 hulu ledak nuklir. Sedangkan AS memiliki 6.450 hulu ledak nuklir dan Rusia memiliki 6.850 hulu ledak nuklir. Para pejabat Beijing mengatakan bahwa mereka menginginkan penangkal nuklir minimum yang kredibel, tetapi tidak akan menjadi negara pertama yang menggunakan senjata atom dalam konflik.

        Harry Boyd dari Institut Internasional untuk Studi Strategis di London mengatakan foto-foto satelit menunjukkan China meningkatkan jumlah peluncur rudal DF-41 dan DF-31 dari 18 menjadi 36 unit.

        "Rencana yang disarankan percaya bahwa kekuatan nuklir minimum perlu lebih besar," katanya. "Perlu memiliki sistem yang lebih maju dengan kemampuan MIRV untuk tetap kredibel, di mata mereka."

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: