Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Penjualan Mobil Secara Global Diproyeksikan Tembus 81,3 Juta Unit, Tertinggi dalam 8 Tahun Terakhir

Penjualan Mobil Secara Global Diproyeksikan Tembus 81,3 Juta Unit, Tertinggi dalam 8 Tahun Terakhir Kredit Foto: Ist
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pasar mobil penumpang global diprediksi akan mencapai rekor tertinggi pada 2025, dan masa depannya akan semakin bergantung pada kerja sama dengan China.

Itu diklaim oleh Xinhua yang mengutip perkiraan dari Pusat Penelitian Otomotif (Center for Automotive Research/CAR). Laporan itu juga memaparkan penjualan mobil penumpang global diproyeksikan akan mencapai 81,3 juta unit pada 2025, level tertinggi dalam delapan tahun terakhir.

Direktur CAR Ferdinand Dudenhoeffer menjelaskan bahwa pasar China yang besar dan rantai pasokan terintegrasinya menghasilkan perekonomian yang berskala besar dan bertumbuh, sementara kemajuan dalam baterai daya, kendaraan energi baru (new energy vehicle/NEV), dan kendaraan otonomos membentuk kembali industri otomotif global.

Baca Juga: Eropa Longgarkan Persyaratan Nol Emisi 2035 untuk Mobil Baru

"Mereka (perusahaan) yang tidak hadir di China, tidak hadir dalam bisnis otomotif," papar Dudenhoeffer dalam laporan tersebut.

Di antara 15 pasar otomotif terbesar di dunia, penjualan mobil penumpang di China, Amerika Serikat (AS), India, dan Turkiye diperkirakan akan meningkat lebih dari 4 persen pada 2025.

Di sisi lain, pasar otomotif utama Eropa diperkirakan akan membukukan kinerja yang lebih lemah, dengan penjualan di Jerman hanya naik 0,7 persen, sementara Prancis dan Italia diperkirakan akan mengalami penurunan masing-masing sebesar 4,8 persen dan 2,6 persen.

Pada 2025, lebih dari 60 persen produksi mobil penumpang global terjadi di Asia, dibandingkan dengan sekitar 15 persen di Eropa, menurut laporan tersebut.

Jerman dan produsen mobil Eropa lainnya diperkirakan akan mengalami kemerosotan lebih lanjut pada 2026, karena mereka terseret oleh persaingan global yang semakin ketat dan dampak kebijakan tarif AS.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ferry Hidayat
Editor: Amry Nur Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: