Kredit Foto: Istimewa
Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (wantimpres) Agum Gumelar menilai kasus penusukan terhadap Menko Polhukam Wiranto harus menjadi catatan memperkuat sistem intelijen negara.
Namun. ia menolak jika Badan Intelijen Negara (BIN) disebut kecolongan dalam mencegah terjadinya insiden penyerangan terhadap Wiranto di Pandeglang pada Kamis (10/10).
"Oh bukan, bukan begitu (kecolongan). Menghadapi ancaman seperti ini kuncinya intelijen," katanya kepada wartawan di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, Jumat (11/10/2019).
Baca Juga: Wiranto Ditusuk, Jokowi Tetap Selfie dengan Warga?
Baca Juga: BIN Ngaku Sudah Pantau Penyerang Wiranto, Gerindra: JAD, (Jangan Ada Dusta)
Lanjutnya, Agum seolah memaklumi bahwa penyerangan bisa menargetkan siapa saja dan kapan saja. Bahkan, ia mengaku setuju jika pengamanan pejabat harus diperketat.
"Nah menghadapi ancaman seperti ini, kuncinya adalah bagaimana kita memberdayakan intelijen kita," jelasnya.
Selain itu, tambahnya, informasi dari intelijen lantas bisa digunakan untuk menentukan tindakan selanjutnya, baik dari segi pengamanan maupun pencegahan.
"Di sini peringatannya ke kita semua," ucapnya.
Menurut dia, apa yang menimpa Wiranto memang sulit diprediksi dan ia anggap sebagai bagian dari teror yang sistematis.
"Kita serahkan ke polisi untuk bisa mengungkapkan jaringannya ke mana, motivasinya apa. Biarkan polisi yang bekerja," tukasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil