Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Menutup Tahun 2019, Radana Terbitkan Saham Baru Senilai Rp580,07 Miliar

        Menutup Tahun 2019, Radana Terbitkan Saham Baru Senilai Rp580,07 Miliar Kredit Foto: Agus Aryanto
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Menutup tahun 2019, PT Radana Bhaskara Finance Tbk (HDFA) sebagai perusahaan pembiayaan terkemuka menerbitan saham baru dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) sebanyak 3,867 miliar saham biasa atau 62,41% dari modal ditempatkan dan disetor penuh pada November 2019. Melalui rights issue ini Radana Finance akan meraih dana hingga Rp580,07 miliar.

        Tak hanya itu, di 2019 Radana Finance juga berhasil mendapatkan funding dari Bank Panin Dubai Syariah senilai total Rp75 miliar. Dengan? perincian, Rp25 miliar diperuntukkan untuk pembiayaan Umrah dan Rp50 miliar untuk pembiayaan Haji.

        Baca Juga: Rights Issue, Radana Finance Incar Dana Rp696,57 Miliar

        Direktur Utama Radana Finance, Evy Indahwaty, mengatakan bahwa penerbitan saham baru itu untuk memperbaiki likuiditas perseroan. Dana hasil dari penambahan modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) itu akan dialokasikan untuk berbagai kepentingan. Di antaranya Rp212 miliar akan dianggarkan untuk melunasi utang sub-ordinasi perseroan kepada TMT yang akan dilakukan melalui mekanisme konversi saham.

        "Alokasi lainnya untuk membiayai kebutuhan modal kerja pembiayaan perusahaan. Modal kerja pembiayaan yang dimaksud adalah terkait dengan kegiatan usaha perseroan, yakni memberikan fasilitas pinjaman atau pendanaan kepada para konsumen Radana Finance," urai Evy Indahwaty dalam acara paparan publik (Public Expose) di kantor pusat Radana, The Blugreen Boutique Office, Kembangan, Jakarta Barat, Rabu (04/12/2019).

        Aksi korporasi itu sekaligus menandai masuknya investor baru ke Radana Finance, yakni Rubicon Investment Holding Pte.Ltd, entitas bisnis milik Archipelago Asia Focus Fund Pte Ltd, perusahaan investasi asal Singapura, yang pada tanggal 25 November 2019 lalu resmi mengakuisisi 47,51% saham Radana dari empat pemegang saham lainnya, PT Tiara Marga Trakindo (TMT), PT Inti Investasi Prima (IIP), PT Eliora Lumina Indonesia (ELI), dan PT HD Corpora (HD). Setelah aksi akuisisi tersebut, jumlah saham TMT menjadi 50,18%, sementara IIP, ELI, dan HD tidak lagi memiliki saham di Radana Finance.

        Masuknya investor baru, menurut Evy, menunjukkan prospek cerah industri multifinance di Indonesia. Kepercayaan yang ditunjukkan Rubicon dengan menjadi pemegang saham Radana Finance menandakan bahwa industri multifinance di Indonesia memiliki potensi perkembangan yang sangat baik di masa mendatang. Sekaligus, memperlihatkan bahwa Radana Finance merupakan perusahaan yang memiliki prospek baik, terpercaya, bereputasi tinggi, dan menempatkan integritas perusahaan di tempat teratas dalam menjalankan proses bisnisnya.

        "Pencapaian ini menunjukkan Radana Finance tetap menjadi perusahaan yang dipercaya para mitra kami di perbankan yang selalu menekankan pentingnya reputasi dan integritas dalam menjalankan bisnis," imbuh Evy.

        Radana Finance masih terus meningkatkan kinerjanya di tahun 2019. Sebagai catatan hingga Q3 2019, perusahaan berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp220 miliar. Nilai aset yang dibukukan mencapai Rp1,1 triliun. Nilai ekuitas di periode yang sama mencapai Rp146 miliar dan nilai liabilitas perusahaan di tahun 2019 mencapai Rp895 miliar. Sementara, akibat kondisi industri pembiayaan yang tengah kurang kondusif, perusahaan mengurangi kerugian bersih sebesar Rp86 miliar di Q3 2019.

        Menghadapi kondisi industri pembiayaan yang makin menantang, perusahaan pun tak tinggal diam. Sejumlah langkah peningkatan kinerja terus digenjot. Antara lain, Radana Finance tak henti melakukan langkah efisiensi di berbagai lini demi menekan berbagai beban biaya. Strategi lainnya adalah dengan menekan aliran piutang bermasalah, meningkatkan produktivitas internal, dan perbaikan proses serta sistem penagihan.

        Hasilnya gemilang. Pada Q3 2019, perusahaan? telah berhasil menurunkan pengeluaran biaya hingga 49%. Tak hanya itu, perusahaan juga berhasil menurunkan Aset Produk Bermasalah dan menjaga Rasio Non Performing Financing (NPF) Nett di bawah 5%.

        Capaian tahun 2019 berkat beberapa strategi yang dilakukan, antara lain, perbaikan bisnis dengan memperkuat akses penjualan direct sales dan memperkuat pembiayaan produktif di segmen korporasi. Perbaikan proses operasional dengan membangun ekosistem digital untuk proses akuisi pembiayaan guna meningkatkan kualitas pembiayaan, efisiensi, dan layanan, perbaikan proses dan sistem penagihan, dan mengembangkan sistem yang mendukung penerapan standar akuntansi baru PSAK 71.

        Baca Juga: Setelah Lippo Lepas 70% Saham, Gimana Strategi Bisnis Ovo Tahun Depan? Masih Ada Promo Enggak Ya?

        Tidak hanya itu, perusahaan juga fokus pada peningkatan produktivitas organisasi dengan cara penataan kembali beberapa fungsi di organisasi untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi, mengoptimalkan fungsi Project Management untuk percepatan proses perbaikan secara menyeluruh di Perseroan, dan meningkatkan kapabilitas sumber daya manusia melalui pelatihan dan sertifikasi.

        Berbekal permodalan yang kembali diperkuat dan berbagai pencapaian operasional pada 2019, Radana menatap tahun 2020 dengan penuh optimisme. Berbekal modal yang kuat dan kepercayaan yang solid dari pemegang saham, baik lama maupun baru, perseroan siap menjalankan berbagai rencana bisnis terbaik perusahaan untuk menangkap peluang terbaru di industri multifinance Indonesia di tahun 2020.

        Adapun sejumlah strategi bisnis yang akan ditempuh perusahaan di tahun 2020 adalah di antaranya sebagai berikut. Pertama, Radana Finance akan berfokus pada segmen usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM ) dengan penawaran produk dan persetujuan kredit yang kompetitif. Kedua, melakukan pengelolaan organisasi yang ramping dan efektif. Selanjutnya, membangun pendanaan yang kuat untuk mendukung aktivitas bisnis.

        "Kami? juga akan fokus menggarap sektor pembiayaan syariah, di antaranya pembiayaan Umrah dan Haji yang ke depan makin besar potensinya," tutup Evy.?

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Agus Aryanto
        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: