Genderang Perang Ditabuh, Israel Mulai Siaga Ancaman Militer Iran
Jenderal terkemuka Iran Qassem Soleimani, tewas bersama enam orang lainnya dalam serangan udara Amerika Serikat (AS) di Bandara Internasional Baghdad, Jumat (3/1/2020). Kematian komandan Pasukan Quds Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran membuat Israel siaga tinggi.
AS dan Israel selama ini mengincar komandan Pasukan Quds tersebut. Operasi militer Washington itu terjadi setelah AS menuduh Teheran mengatur serangan kekerasan terhadap Kedutaan Besar AS di Baghdad.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengumumkan bahwa militer negara Yahudi itu dalam kondisi siaga tinggi untuk mengantisipasi kemungkinan serangan dari Teheran. Gunung Hermon telah ditutup bagi pengunjung sejak pengumuman IDF keluar.
Baca Juga: 'World War 3' Trending di Jagat Media Sosial setelah Serangan Udara AS Bunuh Jenderal Iran
"Mempertimbangkan situasinya, diputuskan bahwa situs Hermon tidak akan dibuka bagi pengunjung hari ini. Tidak ada pedoman tambahan untuk penduduk Golan, dan rutinitas berlanjut," kata IDF dalam sebuah pernyataan di Twitter.
Menteri Pertahanan Israel, Naftali Bennett, dilaporkan mengadakan pertemuan dengan para pejabat tinggi keamanan dan militer untuk mengatasi kemungkinan apa yang akan terjadi setelah kematian Soleimani.
Sebelumnya, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengobarkan perlawanan setelah Jenderal Qassem Soleimani. Foto-foto yang beredar menunjukkan puing-puing yang terbakar terlihat di sebuah jalan dekat Bandara Internasional Baghdad. Menurut kelompok paramiliter Irak, puing-puing itu akibat tembakan tiga roket yang menghantam bandara.
Baca Juga: Hanya Tweet Bendera AS, Donald Trump Bangga Sukses Habisi Jenderal Iran?
"Semua Musuh harus tahu bahwa jihad perlawanan akan berlanjut dengan motivasi berlipat ganda, dan kemenangan yang pasti menanti para pejuang dalam perang suci," kata Khamenei dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh stasiun televisi Iran, seperti dikutip Reuters.
Iran sering menyebut negara-negara regional dan pasukan yang menentang Israel dan Amerika Serikat sebagai front perlawanan.
"Kemartiran Soleimani akan membuat Iran lebih tegas untuk menentang ekspansionisme Amerika dan mempertahankan nilai-nilai Islam kita," imbuh Presiden Iran Hassan Rouhani dalam sebuah pernyataan.
"Tanpa ragu, Iran dan negara-negara pencari kebebasan lainnya di kawasan ini akan membalas dendam," ujarnya.
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengatakan serangan yang menewaskan Jenderal Soleimani merupakan tindakan bodoh Amerika. "Kebrutalan dan kebodohan pasukan teroris Amerika dalam membunuh Komandan Soleimani ... tidak diragukan lagi akan membuat pohon perlawanan di kawasan ini dan dunia menjadi lebih makmur," kata Zarif dalam sebuah pernyataan.
Di Twitter dia mengatakan pembunuhan terhadap Soleimani adalah "eskalasi yang sangat berbahaya dan bodoh." "AS bertanggung jawab atas semua konsekuensi dari petualangan jahatnya," katanya dalam posting tersebut.
Baca Juga: Supreme Leader Iran Sumpah Balas Dendam Atas Tewasnya Qassem Soleimani
Juru bicara Hamas Palestina, Bassem Naim, mengatakan Amerika harus memikul tanggung jawab atas serangan mematikan hari ini.
"Pembunuhan itu membuka pintu wilayah untuk semua kemungkinan, kecuali ketenangan dan stabilitas. AS memikul tanggung jawab untuk itu," ujarnya.?
Mantan Komandan Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran, Mohsen Rezai, mengatakan kematian Soleimani adalah bentuk kemartiran. "Dia bergabung dengan saudara-saudaranya yang mati syahid, tetapi kita akan membalas dendam dengan gigih terhadap Amerika," kata Rezaei, yang sekarang menjabat sebagai sekretaris IRGC Iran.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: