Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Sederhana tapi Krusial buat Dilakukan, Bisakah Manusia Kendalikan Kebiasaan Menyentuh Wajah?

        Sederhana tapi Krusial buat Dilakukan, Bisakah Manusia Kendalikan Kebiasaan Menyentuh Wajah? Kredit Foto: Unsplash/Brittany Colette
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Salah satu yang membedakan spesies manusia dari binatang adalah kita khawatir sekali saat terjadi wabah penyakit.

        Kita termasuk spesies yang diketahui menyentuh wajah tanpa kita sadari. Perilaku ini membantu penyebaran penyakit Covid-19 yang disebabkan oleh virus corona.

        Baca Juga: Begini Cerita Ahli Soal Jamu Tradisional buat Tangkal Virus Corona, Rupanya Belum...

        Melansir BBC, Selasa (10/3/2020), kenapa kita menyentuh wajah dan bisakah perilaku itu dihentikan?

        ?Berbahaya?

        Kita menyentuh wajah kita dengan frekuensi sangat sering.

        Sebuah kajian tahun 2015 yang menganalisis mahasiswa kedokteran di Australia menemukan bahwa mereka bisa menyentuh wajah lebih dari 23 kali dalam satu jam --termasuk beberapa kali menyentuh mulut, hidung, dan mata.

        Padahal seharusnya mahasiswa kedokteran lebih sadar akan risiko menyentuh wajah, tetapi mereka tetap tak bisa mengendalikan diri.

        Berbagai lembaga kesehatan termasuk organisasi kesehatan dunia (WHO) mengatakan sering-sering menyentuh wajah seperti ini berbahaya.

        Nasihat terkait penularan Covid-19 secara khusus menekankan pentingnya menahan tangan kita sesering mungkin.

        Kenapa kita melakukannya?

        Manusia dan beberapa primata tak bisa menahan diri seiring arah perkembangan evolusi kita.

        Beberapa spesies menyentuh wajah sebagai bagian dari berdandan atau mengusir gangguan. Manusia dan primata punya alasan lain.

        Menurut Dacher Keltner profesor psikologi di UC Berkeley di Amerika Serikat, itu merupakan mekanisme menenangkan diri.

        Alasan lain, kita menyentuh wajah secara tak sadar untuk menggoda atau "bertindak seperti menarik tirai di panggung, menutup satu babak drama sosial untuk beralih ke babak berikut".

        Ahli perilaku lain menyimpulkan, menyentuh wajah sendiri merupakan cara mengendalikan emosi dan rentang perhatian kita.

        Martin Grunwald, seorang psikolog Jerman dan profesor di University of Leipzig mengatakan, ini merupakan "perilaku dasar spesies kita".

        "Menyentuh diri sendiri merupakan gerakan untuk mengelola diri yang tidak dirancang untuk berkomunikasi dan dilakukan dengan tidak sadar," kata Grunwald kepada BBC.

        "Gerakan-gerakan ini memainkan peran penting dalam proses kognitif dan emosi. Ini terjadi pada semua orang," kata profesor yang menulis buku Homo Hapticus: Why we cannot live without a sense of touch, terbit tahun 2017.

        Menyentuh wajah dan bagian-bagiannya, seperti mata, hidung, dan mulut merupakan pintu gerbang bagi penyakit untuk masuk ke tubuh kita.

        Covid-19 misalnya disebarkan dari orang ke orang lewat tetesan kecil yang jatuh dari hidung atau mulut orang yang terinfeksi.

        Namun infeksi juga terjadi sesudah kita menyentuh objek atau permukaan yang mengandung virus.

        Beberapa ahli menyatakan virus korona baru ini dikenal mampu bertahan lama dan hidup di permukaan hingga sembilan hari.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: