Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) tercatat anjlok di minggu pertama Maret 2020. Data CIF Rotterdam menunjukkan terjadi penurunan harga CPO mencapai 7,4% dari harga tertinggi sebesar US$ 672,5/MT menjadi US$ 622,5/MT.
Tidak hanya itu, harga rata-rata CPO saat ini yakni US$ 647,9/MT berada di bawah harga ideal yang sebesar US$ 700/MT. Kondisi ini tentunya menjadi sinyal merah bagi industri kelapa sawit khususnya Indonesia sebagai produsen dan eksportir CPO utama dunia.
Baca Juga: Lagi-Lagi, Uni Eropa Salah... Emisi Sawit Rendah!
Tak hanya Covid-19 yang tengah menyerang minyak sawit global, tetapi anjloknya harga minyak mentah dunia akibat perang diskon besar-besaran pada ekspor minyak mentah dunia yang dilakukan oleh Arab Saudi dan Rusia diduga ikut menjadi penyebab tergelincirnya harga CPO saat ini.
Harga minyak anjlok setelah OPEC yang dipimpin oleh Arab Saudi gagal mencapai kesepakatan untuk memangkas produksi minyak sebesar 1,5 juta barel per hari (bph). Anggota aliansi non-OPEC yang dipimpin oleh Rusia diminta berkontribusi terhadap pemangkasan produksi tersebut sebesar 500.000 bph. Akan tetapi, Rusia menolaknya.
Pergerakan harga minyak mentah dunia tersebut berkolerasi dengan harga CPO global. Pasalnya, CPO dapat dijadikan sebagai substitusi sumber energi menjadi biodiesel. Mengutip Bloomberg, pemilik Palm Oil Analytics, Sathia Varqa, mengatakan, "Dampak langsung penurunan harga CPO berasal dari sentimen eksternal. Penurunan bursa saham dan minyak mentah berimbas pada CPO."
Varqa juga menambahakan bahwa program biodiesel tidak akan mencapai skala keekonomian apabila harga minyak mentah dunia terlalu rendah.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum