Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        PKS Serukan Boikot Produk India, Eh Disindir Demokrat: Level Mainnya Begini?

        PKS Serukan Boikot Produk India, Eh Disindir Demokrat: Level Mainnya Begini? Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Politisi PKS Tifatul Sembiring menyerukan publik untuk memboikot produk-produk buatan India. Hal ini lantaran terkait aksi kekerasan terhadap umat Islam di New Delhi beberapa waktu lalu.

        Mantan Menteri Komunikasi dan Informatika tersebut awalnya menanggapi tautan berita berjudul "RI Bakal Impor 100.000 Ton Daging Kerbau di India".

        Sontak, ia mengimbau publik untuk menghindari produk buatan India. "Boikot produk India, kejam terhadap umat Islam," tulisnya dalam akun Twitternya, seperti dikutip, Rabu (11/3/2020).

        Baca Juga: Kaum Muslim India Dibantai, PBNU Desak Indonesia dan PBB Turun Tangan!

        Baca Juga: Banyak Muslim Uighur Dipekerjakan Secara Paksa oleh Perusahaan Terkenal Dunia

        Sambungnya, ia pun membagikan poster film Kuch Kuch Hota Hai dangan tulisan 'boycot'.?

        "Boycott India product...," cuitnya.

        Terkait itu, Politikus Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean memberikan komentar atas seruan tersebut. Ia melontarkan sindiran kepada Tifatul Sembiring.

        "Pak Tif masa level mainnya begini? Pak Tif harusnya levelnya berangkat ke India ketemu PM atau PBB laporkan kejahatan kemanusiaan. Kalau cuma begini ya gak ngaruh Pak...!!," balas Ferdinand.

        ?Diketahui, kerusuhan berawal pada Minggu (23/2), dengan aksi-aksi protes terhadap UU kewarganegaraan yang dijuluki undang-undang 'anti-muslim', yang telah memicu protes nasional, khususnya kalangan muslim.

        Aksi protes telah berlangsung di India sejak UU kewarganegaraan disahkan pada Desember 2019 lalu. Tercatat, setidaknya 30 orang telah tewas dalam bentrokan antara para polisi dan demonstran, yang sebagian besar terjadi di negara bagian Uttar Pradesh, India utara.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: