Mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), menyatakan bahwa penyebaran virus corona di seluruh dunia makin meluas. Sampai Selasa (17/3/2020), yang terinfeksi mencapai 180.000 orang lebih.
Sementara itu, yang meninggal sudah berjumlah 7.000 orang lebih. Menurutnya, angka ini jauh melampaui korban Avian Flu, SARS, dan MERS.
Baca Juga: Kritik Penanganan Corona Kurang Maksimal, SBY: Harus Sigap
"Mudah-mudahan tak sebesar korban Russian Flu tahun 1889 dengan korban jiwa 1 juta orang. Juga semoga jauh di bawah korban Spanish Flu tahun 1918-1920 yang memakan korban 50 juta orang meninggal," kata SBY melalui akun Facebooknya, Selasa (17/3/2020).
Dari data tersebut, SBY menyimpulkan pandemi virus corona ini serius. Selain itu, masyarakat semuanya juga belum tahu kapan pandemi ini akan berakhir.
"Kalau dunia ingin nasibnya tidak seburuk ketika terjadi Russian Flu dan Spanish Flu di masa lampau, bangsa-bangsa sedunia harus sungguh bersatu dan bekerja sama untuk mengatasi pandemi virus corona yang ganas ini," kata SBY lagi.
Untuk Indonesia, lanjut SBY, jumlah penduduk yang terinfeksi jumlahnya belum tergolong besar. Dia turut bersyukur. Namun, yang mencemaskan jumlahnya makin bertambah. "Kita tidak ingin pada saat negara-negara lain sudah susut jumlahnya, justru kita yang meningkat. Jangan sampai Indonesia menjadi 'epicenter baru' setelah saat ini bergeser dari Tiongkok ke Eropa," kata SBY.
SBY mengaku gembira saat ini negara-negara di seluruh dunia makin serius dan makin efektif dalam menangani pandemi virus corona ini. Yang dilakukan juga makin terarah, tegas, dan nyata. Sejumlah kota di berbagai negara bahkan di seluruh negara dilakukan lockdown. Artinya, lanjut Presiden RI ke-6 itu, penduduk dilarang meninggalkan rumah masing-masing atau sangat dibatasi kegiatannya.
Tempat-tempat yang mengundang atau membuat manusia berkumpul, termasuk rumah makan, toko-toko, dan tempat-tempat hiburan misalnya, ditutup. Kota dan negara yang di-lockdown juga dinyatakan tertutup dari kedatangan penduduk negara lain. "Tujuannya satu, menyelamatkan masyarakat dan manusia. Orang-seorang," ujarnya.
SBY memahami bahwa tentu masyarakat menjadi tidak nyaman dan kebijakan ini juga ada risiko-risikonya, termasuk kerugian dari sisi ekonomi. Akan tetapi, kebijakan dan tindakan itu harus diambil. "Keselamatan dan kelangsungan hidup manusia di atas segalanya," katanya.
SBY menyatakan masyarakat Indonesia menyambut baik langkah-langkah pemerintah untuk meningkatkan upaya penanganan virus corona. Langkah yang lebih serius atau sangat serius memang diperlukan.
Secara jujur, dia mengatakan bahwa pemerintah harus melakukan koreksi dan perbaikan atas langkah-langkah awal yang dilakukan. Mungkin awalnya terlalu percaya diri (over-confident), menganggap ringan (under-estimate), sementara pernyataan sejumlah pejabat dia nilai tidak tepat (misleading).
"Tapi itu sudah lewat. Yang positif, tindakan pemerintah kini makin nyata. Rakyat akan merasa tenang dan tak akan panik, seperti yang selalu diinginkan oleh pemerintah, apabila rakyat yakin pemerintahnya melakukan langkah-langkah yang benar, tepat, dan kredibel. Sebagaimana yang dilakukan oleh negara lain, yang dinilai berhasil," lanjutnya.
Dia menyampaikan rakyat juga tenang jika mereka terus diberikan informasi yang diperlukan disertai apa yang pemerintah harapkan untuk dilakukan oleh masyarakat dan warga. Apa yang boleh dan harus dilakukan, dan apa yang tak boleh.
"Tentu semua sesuai dengan protokol corona yang berlaku secara internasional. Inilah yang disebut guidance dan direction," katanya.
SBY menambahkan masyarakat juga mengharapkan guidance?yang diterima dari pemerintah klop satu sama lain. Tidak ada perbedaan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
"Ini pandangan saya. Yang jelas saya mendukung penuh langkah-langkah pemerintah untuk meningkatkan semua upaya mencegah virus corona makin menyebar di negeri kita," katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: