Dukungan anggaran ternyata tidak bisa menggerakan kinerja kementerian dan lembaga dalam memaksimalkan penanganan pandemi virus corona (Covid-19). Begitu juga dengan kemarahan Presiden Joko Widodo yang dinilai juga tidak bisa mendorong kinerja kementerian dalam mengatasi Covid-19.
Hal itu diungkapkan Ahli Epidemiologi Pandu Riono melalui akun Twitternya, @drpriono, Sabtu 4 Juli 2020. Menurut Pandu, kedaruratan pandemi yang berdampak keterpurukan sosial ekonomi terjadi karena solusi yang ragu-ragu dan tidak serius.
Baca Juga: Tekan Angka Kematian Akibat Covid-19, Bisa dengan Alat Ini?
"Kinerja kementerian dan lembaga ternyata tak cukup digerakkan dengan duit. Juga tak dapat digerakkan oleh kemarahan dari seorang presiden sekalipun dalam masa kedaruratan pandemi dan berdampak pada kepurukan sosial-ekonomi akibat solusi yang ragu dan tidak serius. Haruskah Covid-19 menang?" tulis Pandu.
Dalam cuitan sebelumnya, Pandu juga mengajak wartawan untuk lebih kritis menyikapi informasi seputar obat-obatan atau cara lain dalam penanganan corona. Hal itu diutarakan Pandu menyikapi informasi tentang keberhasilan Indonesia mematenkan formula antivirus corona dalam bentuk inhaler, diffuser oil, kalung anticorona.
"Ayo jurnalis perlu bisa lebih kritis, tidak ada keajaiban dalam menangani Covid-19, termasuk obat, atau cara-cara seperti inhaler ini. Jangan mau ikut menyebarkan klaim yang potensial bohong pada publik walaupun itu dari otoritas kesehatan atau pemerintah," tandas Pandu.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: