Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Sinyal Menseneg: Jokowi Gak Jadi Reshuffle, Jangan Ribut Terus!

        Sinyal Menseneg: Jokowi Gak Jadi Reshuffle, Jangan Ribut Terus! Kredit Foto: Antara/Puspa Perwitasari
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Menteri Sekretaris Negara Pratikno angkat suara mengenai isu reshuffle yang beredar di masyarakat. Menurut Pratikno, ucapan reshuffle saat pidato Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu konteksnya adalah untuk memberi teguran kepada para menteri.

        Jokowi, katanya, ingin agar kementerian dan lembaga terus mengoptimalkan kinerjanya di masa pandemi Covid-19 ini. Jokowi ingin mereka mempercepat kinerjanya untuk mengatasi krisis ini.

        "Mestinya lembaga-lembaga pemerintahan, terutama kabinet, bisa lebih bekerja maksimal dengan kinerja lebih baik. Itulah mengapa Beliau menyampaikan teguran keras kepada kita semua," kata Pratikno di Jakarta, Senin (6/7/2020).

        Baca Juga: Prediksi Pengamat: 2 Posisi Pembantu Jokowi Ini Digoyang

        Pratikno menilai teguran atau ucapan reshuffle dari Jokowi itu ternyata punya dampak yang positif. Kini serapan anggaran di kementerian dan lembaga diketahui meningkat.

        "Dalam waktu singkat progres di kementerian lembaga, serapan anggaran meningkat. Artinya apa? Teguran keras tersebut punya arti signifikan. Teguran keras dilaksanakan cepat oleh kabinet," ujar Pratikno.

        Menurut Pratikno, perkembangan di kementerian lembaga ini sudah berjalan baik. Karena itu Pratikno menilai isu reshuffle yang dibicarakan publik tidak perlu diributkan terus.

        "Kalau progresnya bagus ngapain di-reshuffle? Dengan progres yang bagus ini reshuffle tidak relevan. Dan sejauh bagus, terus enggak relevan lagi reshuffle. Jadi jangan ribut lagi reshuffle," kata Pratikno.

        Sebelumnya, Presiden Jokowi meminta para menterinya bekerja lebih keras lagi untuk masyarakat di masa pandemi Covid-19. Ia menyebut situasi saat sekarang sudah semestinya diatasi dengan langkah-langkah yang luar biasa atau extraordinary. Jokowi bahkan mengultimatum akan melakukan reshuffle kabinet bila itu dibutuhkan.

        Baca Juga: Susi Buka Resep Pangandaran Zona Hijau: Gak Tunggu Perintah Pusat

        Dalam rapat itu, Jokowi tampak meninggi bicaranya. Ia meminta jajaran kabinetnya mempunyai satu kesamaan pikiran bahwa saat ini dalam situasi krisis. Karena itu ia menegaskan agar para kabinetnya bekerja keras, bukan bekerja biasa-biasa saja.

        "Sekali lagi, langkah-langkah extraordinary ini betul-betul harus kita lakukan. Dan saya membuka yang namanya entah langkah politik, entah langkah-langkah kepemerintahan. Akan saya buka. Langkah apa pun yang extraordinary akan saya lakukan. Untuk 267 juta rakyat kita. Untuk negara. Bisa saja, membubarkan lembaga. Bisa saja reshuffle. Sudah kepikiran kemana-mana saya," kata Jokowi.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: