Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Alhamdulillah, Pasien Sembuh Covid-19 Surabaya Kini Lebih Banyak

        Alhamdulillah, Pasien Sembuh Covid-19 Surabaya Kini Lebih Banyak Kredit Foto: Antara/Moch Asim
        Warta Ekonomi, Surabaya -

        Penanganan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) di Jawa Timur mulai menemukan hasil lumayan menggembirakan. Jumlah pasien yang sembuh lebih banyak dibandingkan pasien positif yang masih dirawat.

        Kendati begitu, jumlah pasien yang meninggal dunia juga masih tinggi secara nasional, dan karenanya kewaspadaan tetap harus ditingkatkan. 

        Baca Juga: Kasus Corona di Jatim Makin Parah, Terawan Berkantor di Surabaya

        Berdasarkan data yang dikeluarkan Gugus Tugas COVID-19 Jatim pada Jumat (17/7/2020), total jumlah kasus positif sementara sebanyak 17.829. Dari jumlah itu, sebanyak 8.313 pasien sudah dinyatakan sembuh.

        Jumlah itu setara dengan 46,6 persen dari total kasus positif. Sementara pasien yang masih dirawat sebanyak 8.178 orang atau setara 45,86 persen.

        "Alhamdulillah, jumlah kesembuhan terus bertambah. Ini menjadi kabar baik sekaligus penyemangat untuk seluruh masyarakat Jatim agar bisa sesegera mungkin keluar dari situasi darurat COVID-19," kata Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jawa Timur, pada Jumat malam.

        Selama sembilan hari terakhir, tingkat kesembuhan pasien positif COVID-19 di Jatim memang cukup signifikan, tertinggi secara nasional setiap hari. Itu artinya, upaya kuratif yang dilakukan Gugus Tugas COVID-19 mendapatkan hasil dan capaian itu perlu dijaga.

        "Matur nuwun para dokter, tenaga kesehatan, perawat, aparat TNI dan Polri, akademisi, dan seluruh relawan COVID-19 yang sudah bahu membahu dan kerja keras sehingga jumlah pasien sembuh Jatim bisa melebihi jumlah pasien positif," ujar Khofifah.

        Kendati begitu, warga Jatim diharapkan tidak lengah meski tingkat kesembuhan terus naik. Sebab, kata Khofifah, tingkat kematian pasien positif COVID-19 di Jatim juga masih tinggi secara nasional, yaitu 1.338 orang atau setara 7,5 persen dari kumulatif kasus positif.

        "Sebaliknya, kewaspadaan harus terus ditingkatkan. Semua berpotensi tertular dan menularkan,” katanya. 

        Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas COVID-19 Jatim, Joni Wahyuhadi, mengatakan masih terus dipelajari dan dikaji apa penyebab tingkat kematian pasien positif di Jatim angkanya cukup tinggi.

        Namun, hal yang pasti, semua ahli di dunia sepakat bahwa sementara ini COVID-19 merupakan virus yang tidak mudah diduga dan ditebak dan, menurut sebuah penelitian, sudah bermutasi.

        "Karenanya (dalam menangani COVID-19) kita saat ini learning by doing. Semua negara begitu," ujar Joni.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: