Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        PKS ke Pemerintah: Tambah Influencer, tetapi Corona Tak Teratasi

        PKS ke Pemerintah: Tambah Influencer, tetapi Corona Tak Teratasi Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
        Warta Ekonomi -

        Anggota Komisi IX DPR RI, Netty Prasetiyani, angkat bicara mengenai pembubaran Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Dia menilai persoalan intinya bukan pada pembentukan dan pembubaran sebuah satuan tugas, namun yang diperlukan adalah kejelasan peta jalan penanganan pandemi Covid-19.

        Menurut Netty, penanganan pandemi ini membutuhkan kebersamaan berbagai sumber daya sebagai instrumen perang melawan Covid-19. Masyarakat akan melihat sejauh mana pembubaran gugus tugas yang kemudian diganti dengan pembentukan satgas, benar-benar mampu "mengerem" lonjakan kasus Covid-19 yang semakin eksponensial.

        "Jangan sampai publik melihat bahwa penanganan oleh pemerintah hanya sekadar ganti istilah, ganti lembaga, menambah jubir dan influencer, tetapi Covid-19 di Indonesia tetap tidak teratasi, bahkan sekarang sudah menyalip kasus positif di negara asal (China)," kata Netty kepada wartawan.

        Baca Juga: Apa Karena Vaksin dari China PKS Jadi Kesal?

        Politikus PKS ini menambahkan, sebelum dibentuk Komite, posisi Gugus Tugas sangat strategis karena memegang rentang kendali koordinasi antar-kementerian dan lembaga. Sekarang, dengan posisi Gugus Tugas yang hanya bagian kecil di dalam struktur komite, makin jelas terlihat bahwa kebijakan pemerintah cenderung menitikberatkan pada masalah ekonomi bukan kesehatan.

        "Pantas saja, keberpihakan anggaran untuk sektor kesehatan dalam penanganan Covid-19 ini terasa setengah hati. Dampaknya, rumah sakit kewalahan karena kurangnya daya dukung sarana, alat, dan bahan kesehatan sehingga tenaga kesehatan berguguran satu per satu," kata Netty

        Kondisi di masyarakat saat ini juga semakin memprihatinkan. Pembangkangan masyarakat seperti mengabaikan protokol kesehatan, menolak dijemput ke layanan kesehatan, menolak anggota keluarganya dimakamkan dengan protokol Covid-19 menjadi pemberitaan sehari-hari.

        Netty meminta pemerintah tidak bermain-main dengan Covid-19. Pemerintah diminta membuat kebijakan berbasis kesehatan dan meyakinkan masyarakat dengan menunjukkan kekuatan.

        "Jangan salahkan publik jika banyak yang berpendapat kebijakan pemerintah mengarah pada herd immunity, membiarkan rakyatnya kewalahan menghadapi Covid-19 karena kontraksi ekonomi menjadi pilihan untuk diselamatkan," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Cahyo Prayogo

        Bagikan Artikel: