Tidak dapat dimungkiri bahwa pada masa pandemi ini, semua sektor bisnis terdampak pandemi Covid-19, termasuk subsektor penerbitan. Bahkan setelah new normal, masyarakat belum merasa leluasa untuk berbelanja di toko konvensional, termasuk toko buku.
Survei IKAPI menunjukkan bahwa pada masa pandemi ini sebanyak 58,2% penerbit mengalami penurunan penjualan melebihi 50%, sebanyak 29,6% penerbit mengalami penurunan penjualan antara 31%-50%.
Sementara 8,2% penerbit mengalami penurunan antara 10% sampai 30% dan menyisakan hanya 4,1% penerbit dengan kondisi penjualan relatif sama dengan hari-hari biasa.
Baca Juga: Rekomendasi Buku Bisnis yang Mengubah Pola Pikir Bill Gates hingga Jadi Orang Terkaya Dunia
Lebih lanjut, selama wabah Covid berlangsung, 54,2% penerbit menemukan adanya pelanggaran hak cipta melalui penjualan buku mereka di lokapasar (marketplace), sebanyak 25% penerbit menemukan pelangaran hak cipta melalui pembagian PDF buku mereka secara gratis dan sebanyak 20,8% penerbit menemukan terjadinya pelanggaran keduanya.
Mencermati hal tersebut diperlukan langkah terobosan, salah satunya penjualan melalui online dan pemberian insentif untuk pembelian buku lokal asli. Dari hasil koordinasi insentif antara Kemenparekraf dengan IKAPI, lahirlah program Beli Buku Lokal. Program ini disambut gembira oleh anggota IKAPI sehingga lebih dari 80 penerbit bergabung dalam program ini.
Deputi Bidang Pemasaran Kemenperekraf, Nia Niscaya mengungkapkan bahwa program ini bermula dari gagasan untuk memberikan insentif kepada masyarakat pencinta buku Indonesia.
Insentif dari negara ini diharapkan akan menghasilkan efek bola salju bagi peningkatan promosi dan penjualan buku, yang artinya memberikan manfaat bagi para pelaku kreatif di industri penerbitan yang menjadi binaan Kemenparekraf. Program ini juga diharapkan dapat meningkatkan minat baca masyarakat dan kecintaan masyarakat pada buku-buku lokal.
"Jadi, efek bola saljunya besar sekali, menyentuh kelangsungan hidup industri penerbitan dan sekaligus meningkatkan kecintaan masyarakat pada buku lokal sebagai bacaan. Ketika kita berada di rumah, salah satu hal berguna yang dapat kita lakukan adalah membaca, jadi ayo ramai-ramai berbelanja selama Program Beli Buku Lokal ini," pungkas Nia.
Dalam kesempatan terpisah, Ketua Umum IKAPI, Rosidayati Rozalina menyampaikan apresiasinya kepada Kemenparekraf yang telah mendanai program Beli Buku Lokal ini.
"Ini merupakan program cerdas dari Kemenparekraf, seperti sekali mendayung, beberapa hal bisa tercapai, yakni peningkatan promosi dan penjualan buku, peningkatan minat baca dan kecintaan pada produk lokal, serta yang tak kalah penting adalah juga memerangi pembajakan," imbuh Ida, panggilan akrabnya.
Program Beli Buku Lokal diikuti oleh sekitar 80 lebih penerbit yang akan menyiapkan buku-buku terbaiknya untuk diserbu para netizen di pasar daring. Buku-bukunya dijamin asli, bukan bajakan plus diskon yang berlimpah.
Program ini akan berlangsung mulai dari 7 Agustus sampai 7 September 2020. Selama periode ini netizen +62 dapat membeli buku dengan mendapatkan diskon 20%-80% dan bebas ongkir (syarat dan ketentuan berlaku).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: