Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Anies Usul Sepeda Masuk Tol, Pakar: Sama Saja Pangkas Populasi

        Anies Usul Sepeda Masuk Tol, Pakar: Sama Saja Pangkas Populasi Kredit Foto: (foto: Twitter/@aniesbaswedan)
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Animo pengguna sepeda yang begitu tinggi membuat Pemerintah Provinsi DKI yang digawangi Anies Baswedan mengusulkan pada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk mengalokasikan sebagian dari jalur jalan tol menjadi jalur khusus sementara.

        Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo, mengatakan bahwa usulan itu sudah mendapatkan dukungan persetujuan dari berbagai instansi terkait, seperti Badan Pengatur Jalan Tol dan Korps Lalu Lintas Polri. Namun, Pengamat otomotif yang juga Founder and Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), Jusri Pulubuhu, menyatakan bahwa mengizinkan sepeda masuk ke jalur tol sama saja dengan memangkas populasi warga Ibu Kota.

        Baca Juga: Anies Minta Jalur Sepeda di Jalan Tol, Orang Demokrat: Berbahaya!

        "Itu sama saja pemangkasan populasi masyarakat Jakarta. Pesepeda rentan keseimbangan. Ketika kayuhan melemah atau berkurang, yang terjadi adalah penurunan kecepatan, kemudian hilangnya keseimbangan," ujarnya kepada VIVA Otomotif, Jumat (28/8/2020).

        Menurut Jusri, ukuran ban sepeda yang kecil membuat alat transportasi itu sangat rentan mengalami kecelakaan. Bahkan, melindas benda kecil saja bisa berujung pada insiden.

        "Belum lagi soal ketertiban, ada yang tidak tertib. Misalnya, ada mobil mogok atau ada yang berhenti sehingga harus keluar dari jalur yang hanya dibatasi safety cone. Bayangkan, dari belakang muncul kendaraan bermotor yang melaju kencang," tuturnya.

        Itu sebabnya, ia mengaku sangat tidak setuju apabila ide membuat lajur khusus sepeda di jalan tol benar-benar diterapkan. Jika memang mau tetap dijalankan, harus dibuat pengaman khusus.

        "Boleh saja, selama tidak ada interaksi dengan kendaraan bermotor," jelasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: