Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Efisiensi Proyek Pipa Minyak Rokan, Jadi Momentum PGN Raup Cuan

        Efisiensi Proyek Pipa Minyak Rokan, Jadi Momentum PGN Raup Cuan Kredit Foto: Antara/M N Kanwa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Dimulainya pembangunan proyek pipa minyak menuju wilayah kerja Rokan diharapkan menjadi momentum bagi PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) untuk meningkatkan efisiensi di proyek-proyek infrastruktur lainnya. Keberhasilan PGN memangkas biaya proyek pipa Rokan hingga senilai USD150 juta atau sekitar Rp2,1 triliun dinilai sebagai bukti bahwa ruang efisiensi di proyek infrastruktur migas masih terbuka lebar. Baca Juga: PGN Komitmen Selesaikan Proyek Holding Migas Pertamina Pipa Minyak Rokan

        Demikian diungkapkan analis Finvesol Consulting Indonesia Fendi Susiyanto. Menurutnya kemampuan PGN untuk memangkas biaya pembangunan infrastruktur pipa ke blok Rokan adalah prestasi luarbiasa dan bisa memperkuat bisnis perseroan. Sebab selama ini belum pernah mendengar pembangunan infrastruktur pipa bisa dihemat hingga sebesar itu. 

        Direktur Utama PGN Suko Hartono mengungkapan, biaya pembangunan proyek pipa minyak ke blok Rokan berhasil dipangkas dari semula USD450 juta menjadi USD300 juta. Efisiensi biaya ini diperoleh dari optimasi dari tahapan penetapan Final Investment Decision (FID) dan proses procurement. Baca Juga: Pandemi hingga Harga Migas Anjlok, PGN Raup Pendapatan Rp21,49 T

        "Hal ini merupakan upaya bersama dewan pengawas dan manajemen PGN dalam mengawal proyek pipanisasi minyak Rokan Hulu dapat berjalan efektif dan efisien ditengah tantangan ekonomi global dan pandemi," jelas Suko melalui keterangan resmi, Selasa (15/9/2020).

        Pada Rabu (9/9/2020) pekan lalu, PT Pertagas, anak usaha PGN, telah memulai pembangunan pipa minyak sepanjang kurang lebih 360 kilometer dengan diameter 4-24 inch. Proyek yang ditargetkan rampung pada 2021 melalui lima Kabupaten di Riau yaitu Kabupaten Dumai, Bengkalis, Siak, Kampar dan Rokan Hilir. First welding (pengelasan perdana) telah dilakukan di Kelurahan Kandis Kota, Kandis, Kabupaten Siak.

        Sebelumnya pada 2018 kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral memutuskan Pertamina sebagai pengelola blok Rokan setelah memenangkan tender dengan CPI. Dalam penawarannya Pertamina setuju untuk membayar biaya bonus tanda tangan (signature bonus) sebesar USD784 juta atau setara Rp11,3 triliun dan  komitmen kerja pasti senilai USD500 juta atau sekitar Rp7,2 triliun.

        Pengelolaan Pertamina di Blok Rokan tersebut juga menandai berakhirnya pengelolaan Chevron di Rokan selama lebih dari setengah abad. Dalam proyek ini PGN juga bersinergi dengan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk dalam pengadaan material Pipa Minyak Blok Rokan. Hal ini merupakan manfaat nyata efisiensi penggunaan gas bumi bagi pemanfaatan produk TKDN yang bisa menghemat biaya pengadaan material sebesar 16%. 

        Upaya efisiensi dan kolaboratif lainnya dilakukan dengan menggandeng SDM lokal agar bisa menggerakkan potensi daerah dan menciptakan multiplier effect ekonomi bagi wilayah dan masyarakat sekitar. 

        “Transfer knowledge merupakan bagian penting yang tidak terpisahkan dalam pengelolaan SDM dan tentunya penguasaan aspek pemahaman teknologi maupun komersial dalam pembangunan proyek bagi anak bangsa, sehingga pelaksanaan proyek bisa berjalan intensif namun tetap efektif,” jelas Suko.

        Fendi menjelaskan, dalam situasi Pandemi COVID-19 ini konsumsi energi cenderung menurun, termasuk gas bumi. Meski demikian, sebagai pionir pembangunan infrastruktur pipa, PGN bisa mengoptimalkan meningkatnya  kebutuhan energi di masa depan dengan membangun proyek-proyek infrastruktur yang lebih efisien. Apalagi sebagai bagian dari PT Pertamina, PGN memiliki potensi pasar yang riil dan besar.

        "Sinergi dengan Pertamina seperti yang dilakukan dengan membangun pipa ke Rokan bukti adanya peluang itu. Jika efisiensi bisa dilakukan di proyek-proyek lain tentunya akan memberikan value besar bagi bisnis PGN di masa depan,” jelas Fendi yang juga host OmFin Channel, program podcast terkait omongan Investasi dan Keuangan.

        Saat ini PGN juga dalam proses pembangunan sejumlah proyek gasifikasi kilang Pertamina yang saat ini menggunakan BBM maupun LPG. Proyek tersebut meliputi lima lokasi kilang, yaitu program RDMP Balongan, RDMP Balikpapan, RDMP Cilacap, Kilang TPPI dan GRR Tuban. Diharapkan pembangunan proyek-proyek tersebut dapat dilakukan lebih efisien guna memperkuat fundamental bisnis PGN dalam jangka panjang.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: