Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Jeli Manfaatkan Situasi, Resto Bakso Satu Ini Melejit saat Pandemi

        Jeli Manfaatkan Situasi, Resto Bakso Satu Ini Melejit saat Pandemi Kredit Foto: Bakso Bom Mas Erwin
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Di masa pandemi Covid-19, banyak pedagang bakso omzetnya menurun dratis atau bahkan gulung tikar. Namun, Bakso Bom Mas Erwin tetap berdiri kokoh bahkan memperluas usahanya dengan membuka cabang baru.

        "Seperti yang banyak dikeluhkan orang, di awal pandemi kami juga merasakan dampak yang sama karena Covid-19 dan PSBB yang terus menerus terjadi," kata Anke Dwi Saputro, pemilik resto Bakso Bom Mas Erwin.

        Baca Juga: Bantu UMKM, Tokoplas Transformasi Cara Belanja Bahan Baku Plastik

        Karena itu, saat awal pandemi bulan Maret-Juli, pihaknya memutuskan untuk fokus menjual menu bakso siap santap dan membangun tim untuk menggaet reseller sebanyak-banyaknya terutama ibu-ibu rumah tangga.

        "Alhamdulillah, adaptasi pertama ini berhasil dengan mendapatkan ratusan reseller hanya dalam waktu sesaat. Penjualan bakso siap santap kami per bulan bahkan melampuai target. Pernah sehari mencapai 28 juta rupiah, padahal seumur-umur omzet di outlet pun gak sampai segitu," ungkap Anke, sapaan akrabnya.

        Menurut Anke, hal tersebut karena mungkin bertepatan dengan PSBB ketat periode 1 dan 2, di mana saat itu benar-benar tidak ada resto yang buka di Jakarta. Apalagi, warung bakso dan mie ayam kebanyakan pedagangnya memilih pulang kampung.

        Untuk memperlancar usahanya, Bakso Bom Mas Erwin memanfaatkan armada ojol yang juga sedang menderita kena dampak PSBB. Mereka semangat mengantarkan paket bakso dengan upah harian per kilometer. "Alhamdulillah sekali bisa membantu mereka walaupun terbatas," tuturnya.

        Masa PSBB di mana orang di rumah saja dan banyak main gadget dipergunakan manajemen Bakso Bom Mas Erwin untuk branding habis-habisan di sosmed. "Kami setiap hari upload dan berinteraksi dengan follower. Kami komen dan memberikan informasi sekaligus merekrut mereka menjadi tim reseller bakso dan juga sebagian kami rekrut sebagai micro influencer bagi brand kami. Hanya dengan modal jempol membagikan informasi, mereka sudah bisa mendapatkan free paket bakso siap saji," tutur pria kelahiran Solo, 4 Juli 1979 ini.

        "Karena itu, brand awareness kami meningkat. Apalagi, para pesaing kami kebanyakan memilih tutup atau tidak melakukan aktivitas branding. Kata mereka, 'boro-boro branding, uang aja gak ada'," tambahnya.

        Menurut Anke, dampak positif setelah PSBB agak mereda di bulan Agustus 2020 mulai banyak WA dari para peminat kemitraan Bakso Bom Mas Erwin sehingga di masa pandemi ini, Bakso Bom Mas Erwin justru membuka 5 gerai baru di Citra Indah Jonggol, Villa Nusa Indah Palembang, Cibinong, Cirebon, dan Palembang.

        Sebelumnya, Anke mengaku sempat kepikiran ingin turun ke jalan seperti brand lain. Namun, ia ingin tetap menjaga Maqom brand Bakso Bom Mas Erwin bukanlah brand pinggir jalan. "Kami putuskan tidak berdagang asongan karena justru saat pandemi orang gak keluar rumah dan banyak main HP sehingga untuk apa ke jalan, wong jalanan juga sepi dan takut juga kita datangi mereka," ujarnya.

        Di bulan Juli, Bakso Bom pun riding the wave dengan ikutan memproduksi bakso seafood yang sedang viral. Yakni bakso lobster, bakso gurita, bakso cumi sotong, bakso kepiting, dan bakso kerang. "Kami berpikir harus ada faktor ungkit yang mendorong pelanggan mau berani ke outlet kami, mau berani pesan delivery dan mau berkorban keluar uang," terang Anke.

        "Kami harus berebut sisa kue itu dengan brand lainnya; harus ada yang spesial, dan terbukti boooming. Penjualan langsung meningkat dan konten bakso kami yang inovatif banyak di-share di sosmed viral ke mana-mana konten tentang bakso seaafood-nya Bakso Bom Mas Erwin," papar Anke.

        Anke mengatakan, karena momentumnya sudah dapat, ia ngeBom lagi dengan iklan berbayar di facebook advertising dan instagram advertising. Bakso Bom Mas Erwin memiliki keunikan, yaitu sebagai pusatnya bakso viral, semua bakso viral ada di sini, ada 22 menu bakso yang telah viral dengan harga mulai Rp10-Rp65 ribu.

        "Komposisinya murni daging sapi, 90% daging, 10 % saja tepungnya. Jadi, dijamin halal, higienis, dan enak," terang Pria lulusan Fakultas Ekonomi UGM Yogyakarta, angkatan 1998 ini.

        Selain itu, Bakso Bom Mas Erwin berlokasi di ruko dan di mal atau foodcourt sehingga nyaman dan berkelas dengan harga bersahabat. Bakso Bom Mas Erwin, tutur Anke, juga bukan hanya berbisnis bakso, melainkan ada aspek dakwah dan sosialnya.

        "Aspek dakwah misalnya dengan ada SOP mengaji setiap malam Jumat bagi semua pegawai, mengharuskan salat lima waktu, dan bersedekah dengan berbagai promo yang kami lakukan rutin," papar Anke.

        Anke mengaku pernah bikin promo dan sempat viral, yaitu "IBU HAMIL MAKAN BAKSO GRATIS SELAMANYA" dan itu menjadi trademark sampai sekarang. "Kami yakin doa ibu hamil mustajab dan kami ingin memberikan bakso bergizi dan sehat kepada seluruh ibu hamil di Indonesia," tuturnya.

        Soal rugi, dia menjawab, "Saya pakai otak kanan, yaitu otak imajinatif, bukan otak kiri yang hitung hitungan. Matematika Allah itu beda dengan matematika kita. Setiap 1 sedekah hasilnya 700x jadi gak mungkin rugi," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: