Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Jack Dorsey Cs Tambah Investasi Bitcoin, Ini Kata Pakar

        Jack Dorsey Cs Tambah Investasi Bitcoin, Ini Kata Pakar Kredit Foto: Unsplash/André François McKenzie
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Sepanjang 2020, lebih dari segelintir raksasa keuangan tradisional telah mengambil tumpukan Bitcoin (BTC), termasuk orang-orang seperti miliarder Paul Tudor Jones dan perusahaan intelijen bisnis MicroStrategy. Investasi ini adalah bagian dari aliran uang besar masuk ke BTC, kata pendiri pertukaran crypto Gemini Tyler dan Cameron Winklevoss baru-baru ini.

        “Ini adalah investor paling canggih, orang terpintar di ruangan itu, membeli Bitcoin dengan diam-diam, jadi ini bukan hal FOMO (takut ketinggalan),” kata Tyler dikutip dari Cointelegraph, Senin (14/12/2020).

        Sepanjang tahun ini, selain Tudor Jones dan Microstrategy, Stanley Druckenmiller, Jack Dorsey's Square, MassMutual, dan Mitra Guggenheim semuanya telah mendapatkan eksposur ke Bitcoin. Permainan kripto mereka sejalan dengan suasana ekonomi global yang tidak stabil yang dipenuhi dengan upaya pencetakan uang.

        Baca Juga: Sempat Kontra, Pembawa Acara Ini Akhirnya Investasi ke Bitcoin

        Bitcoin sering dibandingkan dengan emas sebagai penyimpan nilai dan lindung nilai inflasi. 

        “Selain itu, Anda memiliki perusahaan publik seperti Square dan MicroStrategy yang memasukkan uang kas mereka ke Bitcoin karena mereka khawatir tentang inflasi yang akan datang dan momok inflasi,”

        Ketika ditanya tentang volatilitas Bitcoin sebagai aset untuk transaksi, keduanya menyebut Bitcoin sebagai strategi "beli dan tahan" yang sebanding dengan emas.

        “Kami melihat Bitcoin sekarang sebagai penyimpan nilai yang muncul yang akan mengganggu emas, dan itu membawa kita ke kapitalisasi pasar US$9 triliun (Rp127.521 triliun) untuk Bitcoin,” kata Tyler.

        "Jadi sebenarnya tidak harus digunakan sebagai mata uang, dan volatilitas tidak masalah jika itu sebenarnya adalah penyimpan nilai," tambahnya. Miliarder ini juga memperkirakan beberapa tingkat volatilitas aset yang menyusut dari waktu ke waktu.

        Pada saat publikasi, kapitalisasi pasar Bitcoin berada di sekitar US$335 miliar (Rp4.746 triliun) jauh dari US$9 triliun, meskipun aset tersebut baru-baru ini menembus harga tertinggi sepanjang masa, yang ditetapkan pada 2017.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
        Editor: Rosmayanti

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: