5 Hal yang Jadi Rujukan Seperti Apa Kebijakan Pemerintahan Joe Biden di Asia
Kepemimpinan di Amerika Serikat tidak semata-mata hanya ditentukan oleh seorang presiden atau wakil presiden.
Direktur Eksekutif Centre for Business and Diplomatic Studies Departemen Hubungan Internasional, Universitas Bina Nusantara, Prof Dr Tirta Mursitama mengatakan, presiden yang terpilih akan fokus kepada isu-isu domestik dan internasional, mengutip pandangan dari Richard N Haass, Presiden Dewan Hubungan Internasional. Namun, untuk Joe Biden, dia akan fokus kepada pembenahan urusan dalam negerinya.
"Lalu, apakah ada babak baru dalam kepemiminan AS di dunia internasional. Atau, apakah ini lagu yang sama tapi dinyanyikan oleh orang yang berbeda?" kata Tirta dalam diskusi virtual yang diselenggarakan oleh Marapi Consulting and Advisory bekerja sama dengan Kantor Berita Politik Republik Merdeka, Sabtu, (30/1/2021).
Baca Juga: Siap-Siap Facebook Cs, Sebentar Lagi Pajak Baru Bakal Diteken Pemerintahan Joe Biden
Tirta pun menguraikan ada beberapa faktor untuk melihat kemungkinan kebijakan AS khususnya di kawasan Asia.
Pertama, platform partai politik Joe Biden yang berasal dari Partai Demokrat. Sebagai parpol yang berideologi tengah kiri. Partai Demokrat percaya bahwa penghormatan nilai individu, hak-hak minoritas adalah hal yang utama.
Negara cenderung lebih berperan melindungi warga negaranya dari cengkeraman kekuatan modal dan keserakahan perusahaan multinasional. Misalnya terkait dengan produk-produk yang ramah lingkungan dan mengikuti standar kesehatan tertentu. Pemerintah juga berusaha untuk memberikan pelayanan kesehatan masyarakat.
"Dari sisi pengenaan pajak, pemerintah Partai Demokrat menerapkan kebijakan pajak progresif sesuai dengan pendapatan masyarakat. Masyarakat yang lebih kaya harus membayar pajak lebih banyak," kata Tirta.
Tirta mengatakan, selanjutnya yang kedua adalah pandangan pribadi Joe Biden di Foreign Affair. Joe Biden pernah menulis Why America Must Lead Again: Rescuing U.S. Foreign Policy After Trump di Majalah Foreign Affairs bulan Maret/April 2020. Di antara banyak hal yang ditulis, salah satu yang terpenting adalah pesan kuat adanya keinginan untuk meyakinkan dunia bahwa AS siap memimpin dunia kembali.
Ketiga, plafrom kampanye Biden, Build back better. Biden-Harris akan mengedepankan industri dalam negeri melalui berbagai inovasi, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Tujuannya menghasilkan produk-produk buatan AS oleh orang AS sendiri.
Biden memiliki pandangan yang sama dengan Trump, ingin memakmurkan AS kembali AS. Namun, pendekatan yang dilakukan berbeda karena latar belakang Biden yang seorang politisi Demokrat yang sangat berpengalaman dan sebagai wakil presiden dua periode mendampingi Barack Obama.
Baca Juga: Bantah Lakukan Rasisme, Abu Janda Berdalih Bawa-bawa KBBI
Yang keempat, pidato pelantikan biden. Poin pertamanya adalah unity atau persatuan. Amerika harus bersatu sebagai masyarakat.
Yang kelima adalah faktor idiosin kretik Biden, bahwa Biden adalah politisi senior yang sudah lama malang melintang. Pemikiran politik luar negeri Biden sudah sangat matang dengan berbagai pengalamannya, menjadi modal bagi Biden.
"Lima hal ini paling tidak mungkin akan menentukan langkah-langkah yang akan memprediksikan akan seperti apa pemerintahan AS di bawah Joe Biden. Yang pasti, Joe Biden selalu berusaha duduk bareng, berbicara bersama-sama," kata Tirta.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Mochamad Rizky Fauzan
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: