Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pembalasan Nyelekit, Pak Moeldoko Ketum, Mas AHY Dipecat, Paling Apes! Pak SBY Dibuat Nganggur

        Pembalasan Nyelekit, Pak Moeldoko Ketum, Mas AHY Dipecat, Paling Apes! Pak SBY Dibuat Nganggur Kredit Foto: Antara/Endi Ahmad
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Hasil Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat yang digelar oleh para pendiri, mantan kader, hingga kader aktif di Sibolangit, Kabupaten Deliserdang, Jumat (5/3/2021) resmi mengukuhkan Moeldoko sebagai Ketua Umum periode 2021-2025.

        Kemudian hasil KLB tersebut juga membuat delapan keputusan penting, salah satunya yakni memberhentikan Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY dari posisi Ketua Umum DPP Partai Demokrat.

        "DPP (Partai Demokrat) di bawah pimpinan AHY dinyatakan demisioner," kata tokoh senior Demokrat, Tri Yulianto, seperti dilansir dari JPNN di Jakarta, Sabtu (6/3/2021).

        Baca Juga: Wuih, Moeldoko Turun ke Panggung KLB Pakai Jas Demokrat

        Selain memberhentikan putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tersebut, KLB juga menganulir keputusan pemecatan sejumlah kader yang dilakukan oleh DPP pimpinan AHY.

        "Menganulir pemecatan saya dkk oleh DPP Pimpinan AHY," ujarnya lagi.

        Selain itu, KLB merumuskan untuk kembali pada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Partai Demokrat tahun 2005 dan mencabut keberadaan Majelis Tinggi Partai yang sempat dipimpin oleh SBY. Kemudian, KLB juga menetapkan Moeldoko sebagai ketua umum partai berlambang mercy ini.

        Baca Juga: Siap-Siap Tergusur Mas AHY Siap-Siap, 1.200 Orang Hadir di KLB, Pak Moeldoko Sudah..

        Sebagaimana diketahui, Jhoni Allen dan kawan-kawan menggelar KLB di The Hill Hotel & Resort, Sibolangit, Sumatera Utara. Kongres itu menetapkan Moeldoko sebagai Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat. Penetapan Moeldoko sebagai Ketum Partai Demokrat berlangsung begitu cepat.

        "Memutuskan, menetapkan Jenderal (Purn) Moeldoko sebagai Ketua Umum Partai Demokrat periode 2021-2025," kata pimpinan sidang KLB, Jhoni Allen Marbun.

        Sementara itu, Moeldoko melalui sambungan telepon mengucapkan terima kasih kepada peserta KLB karena telah memilih dan mempercayakan dirinya sebagai Ketua Umum DPP Partai Demorat menggantikan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

        "Saya berterimakasih, tapi sebelumnya ada beberapa pertanyaan saya kepada peserta forum, apakah pemilihan di kongres sudah dilakukan sesuai AD/ART partai?" katanya.

        Baca Juga: Siap-Siap Tergusur Mas AHY Siap-Siap, 1.200 Orang Hadir di KLB, Pak Moeldoko Sudah..

        Lebih lanjut, ia juga mempertanyakan komitmen para kader dalam membesarkan partai. Ia juga berharap seluruh kader bersama-sama saling membantu di tengah pandemi Covid-19.

        "Apakah kalian siap membangun partai dan memegang teguh komitmen demi bangsa dan negara tanpa kepentingan pribadi?" tanyanya. 

        SBY dan AHY Protes

        Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) meminta pertolongan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menkumham Yasona Laoly untuk tidak mengeluarkan surat pengesahan hasil KLB di Sibolangit

        Sebab, menurut AHY, KLB di Sumut digelar dengan tidak berdasarkan pada AD/ART yang dimiliki Partai Demokrat.

        "Saya meminta kepada yang terhormat Presiden Jokowi dan Menkumham tidak mengesahkan hasil KLB Sumut karena ilegal," ucap AHY di DPP Partai Demokrat, Jumat (5/3/2021). 

        Menurut dia, KLB yang menetapkan Moekdoko sebagai Ketua Umum sudah melanggar konstitusi partai. Sebab, KLB yang dimotori John Allen dan kawan-kawannya tidak mendapatkan restu dari Ketua Majelis Tinggi Partai Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

        "Untuk bisa dilakukan KLB berdasar AD/ART disetujui didukung 2/3 dari DPD dan setengah dari jumlah DPC, kedua-duanya angka minimal. Dan harus sepertujuan dari Ketua Majelis Tinggi Partai," tegasnya.

        Baca Juga: Pembalasan Nyelekit, Pak Moeldoko Ketum, Mas AHY Dipecat, Paling Apes! Pak SBY Dibuat Nganggur

        Adapun, SBY mengibaratkan KLB yang terjadi di tubuh Partai Demokrat ibarat sebuah perang. Ia pun meminta seluruh kader Demokrat untuk berjuang dan berikhtiar dalam memperjuangkan keadilan di bawah komando Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). 

        "Saya mengajak saudara untuk berjuang bersama sampai keadilan benar-benar kita dapatkan di Indonesia, perjuangan untuk mempertahankan kedaulatan partai dan kemandirian partai. Itu suci mulia. Ibarat perang, ini adalah perang yang dibenarkan, perang untuk mendapatkan keadilan," paparnya.

        Selain itu, SBY mengaku dirinya sangat menyesal karena pernah menunjuk Moeldoko sebagai Panglima TNI. Ia pun menyampaikan permohonan maaf karena kesalahan tersebut.

        "Benar-benar tega dan dengan darah dingin melakukan kudeta ini, sebuah cara tidak terpuji, jauh dari sikap kesatria dan hanya mendatangkan rasa malu bagi perwira dan prajurit yang pernah bertugas di TNI," tegasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: