Menhan AS Segera Balas Serangan Hujan Roket Pasukan Irak karena...

Militer Amerika Serikat (AS) mengisyaratkan akan membalas serangan roket yang menghujani Pangkalan Udara Ain al-Asad, Irak, yang menampung pasukan Amerika dan koalisi internasional. Menteri Pertahanan Lloyd Austin “melirik” Iran dengan mengatakan Teheran sepenuhnya mampu menilai serangan dan aktivitas Amerika.

Berbicara di ABC's This Week, Austin mengatakan AS telah mendesak Irak untuk segera menyelidiki insiden di pangkalan yang berlokasi di provinsi Anbar barat tersebut dan menentukan siapa yang bertanggung jawab.

Baca Juga: China Kaget Dipaksa-paksa AS Bantu Myanmar Atasi Kekerasan Junta Militer

Para pejabat AS mengatakan insiden itu sesuai dengan profil serangan oleh milisi yang didukung Iran.

“Kami akan menyerang, jika itu yang menurut kami perlu kami lakukan, pada waktu dan tempat yang kami pilih sendiri. Kami berhak untuk melindungi pasukan kami,” kata Austin.

Ditanya apakah Iran telah diberi pesan soal pembalasan AS, Austin mengatakan Iran sepenuhnya mampu menilai serangan dan aktivitas AS.

“Apa yang harus mereka tarik dari ini, sekali lagi, adalah bahwa kami akan mempertahankan pasukan kami dan tanggapan kami akan bijaksana. Ini akan sesuai,” kata Austin, seperti dikutip The Guardian, Senin (8/3/2021).

"Kami berharap mereka akan memilih untuk melakukan hal yang benar."

Tidak ada laporan cedera di antara personel militer AS setelah serangan itu tetapi seorang kontraktor sipil Amerika meninggal setelah menderita serangan jantung saat berlindung dari roket.

Para pejabat Irak mengatakan 10 roket mendarat di pangkalan itu tetapi Pentagon lebih berhati-hati, mengatakan ada 10 "dampak".

Disebutkan bahwa roket-roket itu tampaknya telah ditembakkan dari beberapa lokasi di timur pangkalan, yang ditargetkan tahun lalu oleh serangan rudal balistik langsung dari Iran.

Pada bulan Februari, pasukan AS melakukan serangan udara terhadap fasilitas di titik kontrol perbatasan di Suriah yang digunakan oleh milisi yang didukung Iran termasuk Kata'ib Hezbollah dan Kata'ib Sayyid al-Shuhada.