Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ramai Buddha Trump di China, Patung Rp2,2 Juta yang Mampu Bikin Bisnis Sukses

        Ramai Buddha Trump di China, Patung Rp2,2 Juta yang Mampu Bikin Bisnis Sukses Kredit Foto: Sina Weibo
        Warta Ekonomi, Beijing -

        Beberapa bulan setelah mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mundur dari jabatannya, pengaruhnya masih begitu terasa di internet di China.

        Toko-toko di Taobao, platform e-commerce terbesar di China --dioperasikan oleh Alibaba Group-- masih menawarkan barang dagangan menggunakan gambar Trump.

        Baca Juga: Ada-ada Aja! Menantu Trump Ngaku Ingin Bikin Buku, tapi Kok Isinya...

        Tren terbaru adalah patung Trump, duduk bersila dan mata tertutup dalam posisi Zen, terbungkus jubah. Deskripsi patung tersebut bertuliskan, "Make Your Company Great Again", permainan kata dari slogan pemilihan Trump "Make America Great Again".

        Patung itu dijual seharga 999 yuan (Rp2,2 juta) di beberapa toko.

        Para warganet pun mencoba bertanya di ruang komentar. “Apakah patung ini benar-benar berfungsi jika saya meletakkannya di rumah?” salah satu calon pembeli bertanya di sebuah postingan di salah satu toko.

        Situs web komersial China telah memanfaatkan Trump untuk keuntungan mereka. Sebelumnya, Taobao telah menawarkan sederet produk, antara lain gulungan tisu toilet dengan cetakan wajah Trump, sikat toilet berbentuk seperti rambut oranye berantakan khas Trump, dan kaos yang dicetak dengan kartun satir tentang dirinya.

        Beberapa toko menggambarkan patung itu sebagai "Dong (tahu semuanya) Buddha dari Barat" dan "Jianguo", keduanya merupakan julukan yang diberikan kepada Trump di China selama masa jabatannya.

        Mereka memanggilnya “Raja Dong”, mengejek klaimnya memiliki keahlian di banyak bidang yang seringkali mengungkap ketidaktahuannya.

        “Kamerad Jianguo” dan “agen rahasia Partai Komunis” adalah nama populer lainnya. “Jianguo” secara harfiah berarti “membangun negara”.

        Selama Trump memerintah empat tahun, masyarakat di China memiliki hubungan “cinta-benci” dengan mantan presiden tersebut. Di satu sisi, mereka mengkritik Trump karena memulai perang dagang AS-China, karena melabeli Covid-19 sebagai "virus China" dan "kung flu".

        Namun di sisi lain banyak yang merayakan kelucuannya dan memandangnya sebagai sumber hiburan yang sangat besar.

        "Trump adalah agen yang dikirim oleh China untuk memenangkan pemilu pada 2016 dan mengganggu AS untuk membuatnya semrawut mungkin, sehingga China dapat mengalihkan penindasan AS terhadap China dan memenangkan persaingan dengan mudah," kata salah satu warganet.

        Ketika Trump mengumumkan di Twitter bahwa dia telah terjangkit virus corona, orang China pun spotan gembira di media sosial (medsos) sambil membuat lelucon seperti: "Apakah ini hadiah Hari Nasional?"

        Ini juga menyebabkan debat Trump-Biden ditonton oleh jutaan orang secara online di China. Setelah Trump meninggalkan jabatannya, pengguna medsos mengucapkan selamat tinggal padanya dengan lebih banyak ejekan.

        "VVVVIP telah kedaluwarsa," kata komentar warganet yang populer, merujuk pada hilangnya hak istimewa kepresidenan Trump dan aksesnya ke akun Twitter-nya.

        Komentar lain mengungkapkan kekecewaan karena dia tidak akan menjadi sumber hiburan dan dengan cepat memberikan saran kepada mantan presiden tersebut, "Weibo menyambut Anda, silakan datang ke Weibo!"

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: