Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kepala Daerah Harus Lakukan Perintah Menkes Ini... Agar Kasus Covid-19 Tak Seperti India

        Kepala Daerah Harus Lakukan Perintah Menkes Ini... Agar Kasus Covid-19 Tak Seperti India Kredit Foto: Antara/Muhammad Adimaja
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pasca Lebaran, banyak yang khawatir pandemi Covid-19 di Indonesia sulit dikendalikan. Pengalaman sebelumnya, setiap habis libur panjang, kasus aktif naik 70-100 persen.

        Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, mudah-mudahan apa yang terjadi di India, tidak “menular” ke Indonesia. Mengutip pernyataan Presiden, kata Menkes, kita semua harus eling lan waspodo (ingat dan waspada).

        Baca Juga: Pemudik Reaktif Covid 19 Usai Mudik ke Jawa

        “Tragedi India, mengerikan. Mudah-mudahan tidak terjadi di sini. Saya nggak mau kasih angin surga, bilang tidak akan terjadi lonjakan (kasus aktif). Itu tidak jujur juga. Apalagi melihat apa yang terjadi di sejumlah tempat wisata, ada kerumunan yang sulit dihindarkan,” kata Menkes, saat Focus Group Discussion dengan Rakyat Merdeka, kemarin siang.

        Menteri Budi khawatir ada kenaikan kasus di beberapa wilayah. Sebabnya, ada kerumunan di sejumlah tempat. Bahkan, ada yang videonya viral, misalnya, terjadi di Pangandaran, Ancol, Anyer, dan sebagainya. Belum lagi di daerah yang protokol kesehatannya lemah. “Ini perilaku buruk yang bahaya, bukan hanya buat kita, tapi juga orang-orang di sekitar kita,” ujar Menkes.

        Tapi, khawatir dan berdoa saja tidak cukup. Yang dilakukannya sekarang adalah menyiapkan fasilitas kesehatan dan rumah sakit. Bagaimana kesiapan dan antisipasi Pemerintah? Menkes memberi gambaran. Saat ini, terdapat 72 ribu tempat tidur perawatan di rumah sakit seluruh Indonesia. Yang terisi sekarang, jumlahnya sekitar 20 ribu tempat tidur. Sehingga masih ada ketersediaan sekitar 50 ribuan tempat tidur. Selain itu, di ruang ICU, jumlah totalnya di seluruh Indonesia sekitar 7.600 tempat tidur, dan yang terisi sekarang 2.500-an. Jadi, masih ada kapasitas 5.100 tempat tidur ICU. “Soal antisipasi, kita siap. Tentu saja harapannya, semua tempat tidur itu tidak usah penuh,” tegas Menkes.

        Bagaimana persediaan obat-obatan? Menkes menyatakan, stok obat sudah siap. Sejumlah data ditampilkan, untuk menunjukkan bagaimana persediaan obat-obatan Covid-19 seperti Oseltamivir, Favipiravir dan Azithromycin. Juga ketersediaan alat medis. Bahkan, data Menkes, cukup detail. Sampai jumlah stoknya hingga berapa hari, di setiap rumah sakit di seluruh Indonesia. Data itu diperbaharui secara berkala, bisa diketahui, rumah sakit mana yang punya stok obat berlebih dan mana yang kekurangan. Sehingga jika dibutuhkan, bisa segera dialihkan ke rumah sakit yang membutuhkan.

        “Ini kita siap. Tapi, kita berdoa, mudah-mudahan tidak terpakai. Kalau pun terpakai, angkanya tidak terlampau tinggi,” harap Menkes.

        Hal lain yang tak kalah penting adalah imbauan untuk para pimpinan daerah, agar meningkatkan tracing dan testing. “Tolong ini dijalankan, pastikan protokol kesehatan ketat dikerjakan. Per hari, testing itu harusnya 40 ribuan. Jangan takut melakukan tes banyak. Laporkan. Jangan kuatir jika nilai konfirmasinya naik. Justru kalau tidak dilaporkan itu bahaya,” katanya.

        Menkes menunjukkan data positivity rate tiap provinsi. Ukuran WHO, per akhir Desember 2020 menggunakan parameter ini. Jika angka positivity ratenya di atas 15 persen, berarti testingnya kurang. Jika di bawah 5 persen, berarti tracing-testingnya baik.

        Selama tiga bulan terakhir, ada 21 provinsi yang angka positivity ratenya di atas 15 persen. Dan hanya dua provinsi yang positivity ratenya kurang dari lima persen. Ini artinya, masih banyak provinsi yang kurang melakukan testing.

        “Ayo see the truth-lah. Lebih baik terbuka. Tracing-testing jangan ditutupin. Nggak bagus. Bahaya. Jangan berpikir nutupin testing demi buru-buru ingin maju 10 langkah, tapi nantinya harus mundur 10 ribu langkah. Lebih baik, kita maju selangkah demi selangkah tapi tidak mundur,” tegas Menkes.

        Angka tracing dan testing yang ditutup-tutupi, kata Menkes, sangat bahaya. Sebab, virus Covid-19, apalagi yang varian mutasi, sangat cepat penularannya. Dari satu terinfeksi, dalam waktu satu-dua hari bisa jadi 100, dan 1.000 orang terinfeksi.

        Covid-19 dengan empat varian baru yang menjadi concern WHO, sebanyak tiga diantaranya sudah terdeteksi masuk Indonesia. Yaitu, varian B117 dari London, B1617 dari India dan D1351 dari Afrika Selatan. Tinggal satu varian lagi, yang dari Brazil, belum terdeteksi masuk ke Indonesia.

        Varian virus hasil mutasi ini paling banyak masuk dari Saudi Arabia dan Malaysia, dibawa oleh pekerja migran Indonesia. Karenanya, di sejumlah wilayah yang diketahui populasi pekerja migran-nya tinggi, tracing dan testingnya perlu ditingkatkan. Pastikan, 15 kontak erat dengan yang terinfeksi, dilakukan testing. “Suka tidak suka, mutasi virus ini ada dan sudah masuk,” ujarnya.

        Terakhir, tentang vaksinasi. April, stok vaksin berkurang, tapi mulai Mei-Juni, stok lumayan banyak. Sehingga, vaksinasi akan digenjot lagi. Utamanya untuk lansia. Prioritas untuk provinsi DKI dan Bali, yang jumlah lansianya banyak. Juga Yogyakarta, yang fatality rate-nya belakangan meningkat. Apabila lansia diutamakan, maka akan mengurangi jumlah yang sakit dan wafat. Lansia harus dilindungi karena mereka paling rentan.

        Untuk masyarakat, Menkes juga tegas mengingatkan, biarpun sudah divaksin dua kali, jangan melonggarkan protokol kesehatan. Tetap pakai masker. Belakangan, kasus Covid-19 di seluruh Asia Tenggara naik, bahkan sejumlah negara tetangga lockdown lagi. Itu karena mereka terlalu cepat melakukan relaksasi prokes. Banyak yang mulai kendor pakai masker.

        “Ini penting. Teman-teman, pakai maskernya. Itu yang paling penting untuk mencegah terjadinya lonjakan kasus. Walaupun sudah divaksin. Harus pakai masker. Tolong ya ini, masyarakat diimbau. Kita bukan menakut-nakuti. Tapi, pandemi memang belum selesai. Apalagi ada varian baru yang penularannya makin cepat,” kata Menkes lagi.

        Untuk diketahui, kasus Covid-19 di Tanah Air mulai mengalami peningkatan pasca libur lebaran. Berdasarkan data dari Satuan Tugas (Satgas) Covid-19, hari keempat pasca Idul Fitri, ada 4.295 kasus baru.

        Dengan penambahan tersebut, maka total kasus positif hingga Senin (17/5) tembus di angka 1.744.045 kasus. Untuk kasus sembuh, Satgas mencatat adanya penambahan 5.754 orang, sehingga totalnya menjadi 1.606.611 orang yang sembuh dari Covid-19. Sementara, kasus meninggal akibat Covid-19 bertambah 212 orang pada hari ini sehingga totalnya telah menembus 48.305 orang. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Alfi Dinilhaq

        Bagikan Artikel: