Kolaborasi Gojek-Tokopedia Buka Peluang Oligopoli Pasar Ekonomi Digital

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara menjelaskan penggabungan Gojek dan Tokopedia akan menciptakan dominasi para pelaku besar atau oligopoli di bidang ekonomi digital.

"Saya rasa kompetisi ekonomi digital di indonesia akan berpusat pada segelintir pemain besar yaitu GoTo, Grab, dan Shopee, sehingga menciptakan skema pasar oligopoli," ujar Bhima, dilansir dari KrAsia.

Baca Juga: Gojek-Tokopedia Merger, Bagaimana Nasib Karyawan dan Driver?

Bhima percaya GoTo akan menerima banyak penawaraan pendanaan yang akan membantu mereka untuk bersaing dengan Grab yang terintegrasi dengan Ovo serta Shopeepay dan Seabank milih Shopee.

Dia juga mengatakan, bukan tidak mungkin Grab dan Shopee akan merger di masa yang akan datang untuk menghadapi dominasi GoTo.

Di sisi lain, dominasi para pelaku besar ini akan membuat para pemain baru kesulitan memasuki pasar, khususnya di sektor transportasi, pengiriman barang dan makanan, dan e-commerce.

"Ini bisa jadi menyebabkan antitrust scrutiny ke depannya seperti apa yang terjadi pada teknologi besar di China," tutur Bhima.

Partner firma hukum global Withers, Joel Shen, mengamini pernyataan Bhima. Namun, menurutnya, GoTo memiliki beberapa keuntungan dibanding para kompetitor, misalnya bisnis pembayarannya menjadi yang terlengkap di Indonesia karena mencakup transportasi, pengiriman makanan, e-commerce, hingga logistik.

Shen menambahkan GoTo dipandang sebagai perusahaan lokal Indonesia sehingga memancing rasa nasionalis para regulator, investor, dan masyarakat Indonesia. "Hal ini tidak dimiliki oleh Sea dan Grab," tukas Shen.