Simak! Begini Jurus Bank DKI Jaga Kualitas Kredit di Tengah Pandemi
Bank DKI menyalurkan kredit sebesar Rp33,66 triliun pada kuartal I 2021, meningkat 3,96% dibanding periode sebelumnya sebesar Rp32,37 triliun. peningkatan permintaan kredit ini terjadi seiring dengan mulai pulihnya perekonomian dari pandemi Covid-19.
"Meski demikian, Bank DKI tetap menerapkan berbagai inisiatif dan pengelolaan risiko yang efektif untuk menjaga kenaikan risiko kredit bermasalah. Penyaluran kredit dan pembiayaan juga dilakukan dengan sangat selektif dan memperhatikan prinsip kehati-hatian," ujar Sekretaris Perusahaan Bank DKI, Herry Djufraini di Jakarta, Selasa (25/5/2021).
Pada kuartal I 2021, Rasio NPL Gross Bank DKI masih terkendali di level 3,19% sedikit meningkat sebesar 0,10% dibandingkan dengan kuartal I 2020 sebesar 3,09%. Peningkatan rasio NPL Bank DKI tersebut masih berada di bawah peningkatan rasio NPL Industri perbankan yang tercatat sebesar 0,40%, dari semula sebesar 2,77% di kuartal I 2020 menjadi sebesar 3,17% di kuartal I 2021.
Baca Juga: Dorong Transaksi Nontunai, Bank DKI Rangkul Komunitas Apartemen Taman Rasuna
Baca Juga: Ngeri! Lebaran Belum Lewat Dua Pekan, Kasus Covid Sudah Merangkak Naik
Baca Juga: Mudahkan Donasi dan Infaq, Bank DKI Sediakan Scan QR Code di 2.000 Masjid
Sedangkan NPL Net Bank DKI pada kuartal I 2021 tercatat sebesar 0,62% dan berada dibawah rasio NPL Net industri perbankan nasional sebesar 1,02%.
"Hal ini menunjukkan bahwa Bank DKI telah mengantisipasi potensi risiko dengan melakukan pencadangan meskipun terdapat program restrukturisasi," jelas Herry.
Dia menuturkan, risiko kredit memang menjadi tantangan tersendiri bagi perbankan mengingat Indonesia masih diliputi dengan kondisi Pandemi Covid-19.
"Kita sangat bersyukur OJK melakukan perpanjangan ketentuan relaksasi hingga tahun 2022. Hal tersebut tentunya memberikan keleluasaan bagi industri perbankan dalam mengelola risiko kredit dengan lebih baik," ucap Herry.
Lebih lanjut Herry menyampaikan, bahwa Bank DKI telah melakukan sejumlah upaya perbaikan rasio kredit bermasalah. Diantaranya melalui penagihan kredit secara intensif, pengambilalihan agunan, lelang agunan kredit, restrukturisasi kredit melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), dan hapus buku.
Herry juga menyampaikan selain pertumbuhan kredit, indikator kinerja keuangan lain tetap menunjukkan kinerja yang positif sebagai pertanda bahwa berbagai kebijakan cepat yang dilakukan sebagai respon Bank DKI atas pandemi Covid-19 menunjukkan hasil yang positif dari tingkat kesehatan maupun bisnis perseroan.
Dana Pihak Ketiga Bank DKI mengalami peningkatan sebesar 28,42% (yoy) menjadi Rp42,98 triliun pada kuartal I 2021. Pertumbuhan DPK tersebut utamanya didorong oleh pertumbuhan giro yang secara yoy meningkat 74,87%, sehingga rasio dana murah (CASA Ratio) juga mengalami perbaikan dari sebelumnya 43,54% menjadi 47,56%.
Berbagai pertumbuhan kinerja tersebut, mendorong pertumbuhan total aset Bank DKI sebesar 20,42%, dari semula sebesar Rp46,23 triliun menjadi sebesar Rp55,68 triliun per Maret 2021. Seiring dengan pertumbuhan bisnis, laba bersih Bank DKI juga terdongkrak naik, per Maret 2021 tercatat sebesar Rp191,60 miliar, tumbuh 4,16% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman
Tag Terkait: