Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ketika Suara Lantang Senator Irlandia Menggema: Kita Berdiri Bersama Palestina!

        Ketika Suara Lantang Senator Irlandia Menggema: Kita Berdiri Bersama Palestina! Kredit Foto: Reuters/Ibraheem Abu Mustafa
        Warta Ekonomi, Dublin -

        Senator Irlandia, Gino Kennya, pada Rabu (26/5/2021) menyerukan sanksi terhadap Israel atas serangannya yang dilakukan di Jalur Gaza. 

        Juru bicara Partai People Before Profit ini menuduh Uni Eropa (UE) berpura-pura dan menerapkan standar ganda dalam memberikan sanksi kepada Belarusia atas pembajakan pesawat sambil menutup mata atas persoalan agresi Israel.

        Baca Juga: Untuk Palestina yang Sedang Berduka, Uni Eropa Janjikan Bantuan Kemanusiaan Lebih Banyak

        “Kebijakan untuk menyelesaikan apartheid Israel tidak akan berhasil. Anda tidak bisa menenangkan para rasialis dan pembunuh. Bahkan, Uni Eropa tidak bisa dipercaya. Israel membunuh anak-anak, lebih dari 65 anak dibunuh,” kata Kenny dalam pidato di senat Irlandia.

        Kenny tidak habis pikir saat Uni Eropa memiliki perjanjian perdagangan dengan Israel yang bernilai miliaran, tapi Uni Eropa tidak pernah memberikan sanksi.

        “Kita harus berdiri bersama rakyat Palestina dan mengatakan Israel adalah negara rasialis,” ujar dia.

        Seruan Kenny untuk sanksi Israel menyusul mosi parlemen yang diajukan pada Selasa oleh Sinn Fein yang mengutuk “aneksasi de facto” Israel atas tanah Palestina. 

        Menteri Luar Negeri Irlandia Simon Coveney yang telah berada di bawah tekanan untuk mengusir duta besar Israel untuk Irlandia, mendukung mosi tersebut. Coveney mengutuk perlakuan Israel terhadap orang-orang Palestina di tanah yang diduduki.

        “Skala, kecepatan, dan sifat strategis tindakan Israel pada perluasan pemukiman telah membawa kami ke titik di mana kami harus jujur tentang apa yang sebenarnya terjadi di lapangan. Ini adalah aneksasi de facto,” kata Coveney dalam sebuah pernyataan kepada parlemen.

        Dilansir Anadolu Agency, Kamis (27/5/2021), pekan lalu, gencatan senjata yang ditengahi Mesir antara kelompok perlawanan Palestina dan Israel mulai berlaku yang mengakhiri pertempuran selama 11 hari.

        Setidaknya 284 warga Palestina telah tewas, termasuk 69 anak-anak dan 40 wanita. Sementara itu, 1.910 lainnya terluka dalam serangan Israel. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: