Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Market Share Kian Kencang, BSI Jatim Targetkan Pertumbuhan 11 Persen

        Market Share Kian Kencang, BSI Jatim Targetkan Pertumbuhan 11 Persen Kredit Foto: Antara/Arnas Padda
        Warta Ekonomi, Surabaya -

        Bank Syariah Indonesia (BSI) Regional IX Surabaya optimis pertumbuhan 11 persen BSI di Jatim bisa tumbuh dengan baik. Terbukti, kehadiran BSI di wilayah Jatim mampu memberi kontribusi ke tiga setalah DKI Jakarta dan Aceh.

        CEO BSI Regional IX Surabaya, Ali Muafa menjelaskan, dari segi aset BSI pertumbuhan market share di Jatim mampu mencapai 34,58 persen. Sementara dari segi pembiayaan sebasar 37,53 persen dan dari Dana Pihak Ketiga (DPK) tembus 36.01 persen. 

        Baca Juga: Punya Daya Tahan Mumpuni, Kinerja Bank Syariah Tetap Moncer di Masa Pandemi

        Sementara pertumbuhan aset Baitul Mall wa Tamwil (BMT) BSI Jatim Ali sapaannya menyebutkan, pembiayaan BMT di Jatim sudah mencapai Rp2,5 Triliun dari dari total aset BMT sebesar Rp3,5 Triliun

        “Dengan market share ini kami berharap terus meningkat seiring pertumbuhan BSI nantinya. Selain itu kami berharap dapat melayani dan bekerja sama dengan baik antar steakholder BMT di wilayah Jatim,” terang Ali Muafa pada Warta Ekonomi di Surabaya, Sabtu (24/7/2021).

        Lebih lanjut Ali menjelaskan, bahwa total pembiayaan BSI Jatim untuk tahun lalu sebasar Rp15,4 Triliun. Sementara target pembiayaan di tahun 2021 sebasar Rp17,1 Triliun. 

        “Soal target pembiayaan dan DPK kami targetkan sebasar 11 persen. Kami optimis dengan angka itu, dikarenakan wilayah Jatim memiliki potensi cukup besar dalam industri keuangan yang berbasis syariah. Hal ini dikeranakan, kesadaran masyarakat terhadap halal matter serta dukungan stakeholder yang kuat, merupakan faktor penting dalam pengembangan ekosistem industri halal di Indonesia termasuk, industri keuangan syariah didalamnya,” ujar Ali.

        Selain itu pula Ali mengungkapkan, bahwa jumlah nasabah BSI di Jatim sudah mencapai 2,4 juta nasabah dan memiliki 186 outlet dan 2 ribu Sumber Daya Manusia (SDM) yang siap melayani masyarakat di Jatim.

        Disinggung soal Pendami Covid-19 terus melanda. Secara tegas Ali mengatakan, bahwa efek Covid-19 sangat pengeruh cukup besar di dunia bisnis. Walaupun demikina sebut Ali, pihaknya tetap melakukan inovasi-inovasi terbaru dalam menjalankan bisnis industri keuangan baik dalam ekspansi bisnis maupun maintenance.

        “Dalam kondisi saat ini, kami akan  mengklasifikasikan beberapa sektor usaha menjadi tiga jenis yaitu, sektor menarik, netral dan selektif. Pengklasifikasian ini memiliki tujuan untuk menentukan strategi seperti apa yang akan BSI lakukan, sehingga mampu menjaga kualitas portofolio pembiayaannya, sehingga sesuai harapan dimana ekspansi bisnis berjalan lancar dan prudent, serta kualitas masih terjaga,” beber Ali.

        Sementara untuk pembiayaan modal pembiayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Jatim Ali menyebutkan, hingga saat ini pihaknya telah menggelontorkan dana UMKM sebasar Rp4,8  triliun dengan jumlah 34 ribu nasabah UMKM.

        “Masih sangat banyak UMKM di Jatim yang belum menjadi nasabah kami. Walaupun demikan kami mempunyai strategi khusus dalam membantu UMKM Jatim. Salah satunya adalah UMKM yang bersinergi dengan Pondok Pesantren yang ada di Jatim. Harapan Kami di tahun pertama ini BSI Regional IX Surabaya bisa menjalin kerja sama serta menyalurkan pembiayaan sebasar 20 persen dari total Pondok Pesantren yang ada di Jatim ini,” ungkapnya.

        Lebih lanjut Ali mengatakan, sejauh ini komposisi pembiayaan BSI di Jatim paling besar ada di segmen consumer dengan proporsi sebesar 64 persen  dan disusul dari segmen UMKM sebesar 31 persen.

        Selain itu pula, BSI Jatim juga memiliki  produk keuangan mulai dari segmen consumer yaitu, pembiayaan Griya Hasanah, Mitraguna Berkah, Otomotif, Pensiunan Berkah, Gadai, dan sebagainya. Dari segmen mikro terdapat BSI KUR dan BSI Usaha Mikro, sedangkan dari segmen SME terdapat Linkage dan Non Linkage. 

        “Kami pun juga melakukan pembiayaan dan kerja sama di sektor komersial yang mencakup pembiayaan investasi maupun modal kerja kepada perusahaan, kampus, maupun talangan BPJS dan Covid-19 untuk rumah sakit,” pungkas Ali.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Mochamad Ali Topan
        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: