Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Sudah Tidak Ada Warga Antre Isi Oksigen Meskipun Gratis

        Sudah Tidak Ada Warga Antre Isi Oksigen Meskipun Gratis Kredit Foto: Umarul Faruq
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Permintaan oksigen medis untuk pasien Covid-19 di Jakarta mengalami penurunan. Tak tampak lagi terjadi antrean mengular di depot pengisian seperti yang terjadi pada awal Juli lalu.

        Kondisi tersebut terlihat di depot pengisian oksigen di Jalan Minangkabau, Setiabudi, Jakarta Selatan, Jum’at (30/7). Penjaga depot memastikan tidak adanya antrean bukan karena stok oksigen kosong tetapi memang belakangan ini terjadi penurunan pembeli.

        Baca Juga: Alhamdulillah, Jabar Terima Bantuan 85,8 Ton Oksigen Cair

        “Sekarang sudah tidak ada antrean. Sudah menurun dibandingkan 2-3 minggu lalu,” ungkap Ervan penjaga depot, Jumat (30/7).

        Padahal, lanjut Ervan, di depotnya sedang terdapat program isi ulang oksigen gratis sejak sepekan terakhir. Oksigen tersebut telah dibayarkan oleh sejumlah donatur melalui program “Nafas Kemanusiaan” dari Rufaidah Humanity Center. Hingga 29 Juli 2021, setiap harinya digratiskan sebanyak 100 pengisian tabung oksigen.

        Menurutnya, belakangan ini pengunjung datang dalam waktu yang berbeda-beda sehingga tidak terjadi antrean.

        “Kalau sekarang kebanyakan 1-3 orang yang datang di setiap jamnya. Sekali datang yang isi paling banyak 5 orang antrian­nya. Sisanya datangnya satu per satu,” ungkap Ervan.

        Sepekan terakhir, Ervan mengungkapkan, depotnya bisa mengisi hingga 100-120 tabung oksigen. Itu pun termasuk 100 oksigen gratis pertama. Kondisi ini sangat berbeda dengan keadaan pada awal Juli 2021. Pihaknya bisa mengisi hingga 200 tabung oksigen per hari.

        “Saat itu, pengunjung sekali datang bisa 20-30 orang. Sebelumnya antrean kurang lebih sampai 50 meter. Bahkan, ada pengunjung yang harus rela mengantre isi ulang oksigen hingga 3 jam,” ujarnya.

        Ia heran dengan penurunan permintaan secara tiba-tiba tersebut. Ia berharap, hal ini merupakan pertanda baik. Para pasien yang membutuhkan oksigen sudah banyak yang sembuh.

        Oksigen Gratis

        Relawan Rufaidah Humanity Care (RHC), Ayu mengatakan, Gerakan Nafas Kemanusiaan telah mengisi 654 tabung oksigen untuk warga di Jakarta Selatan dan sekitarnya selama sepekan, pada 23-29 Juli 2021.

        Ayu menjelaskan, gerakan itu diinisiasi dari orang-orang yang memiliki pengalaman kesulitan untuk mendapatkan oksigen. Dari pengalaman itu muncul inisiatif menyuplai oksigen bagi masyarakat yang membutuhkan secara gratis.

        Sejak 23 Juli 2021, relawan RHC membuka gerai isi ulang oksigen gratis di Jalan Minangkabau, Setiabudi, Jakarta Selatan. Setiap hari, mereka mengeratiskan 100 tabung oksigen pertama. Depot gerakan itu di Jakarta Selatan sudah ditutup kemarin. Menurutnya, timnya akan berpindah ke lokasi lain yang juga sama membutuhkan bantuan tersebut.

        “Kami akan pindah ke daerah Tangerang, khususnya Karawaci. Kami tidak hanya terfokus pada satu titik depot saja,” katanya.

        Dia menekankan, RHC tidak bergerak sendiri. Gerakan ini bisa berjalan karena bantuan dari sejumlah donator, yang kami informasikan melalui laman Instagram @RufaidahHumanityCenter. Pihaknya berharap bisa mengisi 1.000 tabung oksigen pasien Covid-19 selama program itu berlangsung.

        Tabung Palsu

        Kelangkaan tabung oksigen yang terjadi awal Juli lalu, dimanfaatkan segelintir orang untuk mengeruk untung. Mereka membuat tabung oksigen palsu dengan memodifikasi tabung Alat Pemadam Api Ringan (APAR). Beruntung perbuatan tidak bermoral itu berhasil dibongkar.

        Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Yusri Yunus mengatakan, pihaknya telah menangkap tersangka WS pada 27 Juli 2021, di rumahnya di kawasan Tangerang, Banten. Dari tangan pelaku, polisi menyita sebanyak 114 tabung APAR yang telah dimodifikasi menyerupai tabung oksigen.

        “Alat pemadam kebakaran yang biasanya diisi dengan CO2 atau serbuk-serbuk untuk memadamkan kebakaran tetapi oleh tersangka diubah agar bisa diisi dengan oksigen,” ujar Yusri di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (31/7).

        Kasus ini terbongkar saat polisi melakukan patroli siber dan menemukan akun Facebook atas nama Erwan02 yang menjual tabung oksigen tidak sesuai standar. Dari hasil pemeriksaan petugas, tabung oksigen yang dijual WS adalah tabung APAR yang dicat menyerupai tabung oksigen. Bahkan pada badan tabung terdapat tulisan CO2 dan PMK (pemadam kebakaran).

        Yusri menerangkan, tabung yang diperuntukkan untuk oksigen mempunyai spesifikasi khusus dan lebih tebal untuk alasan keamanan. Tabung yang tidak sesuai standar berpotensi meledak apabila dipaksakan untuk diisi dengan oksigen.

        Dalam menjalankan aksinya, pelaku membeli tabung APAR seharga Rp 750.000 per unit. Kemudian, tabung dicat hingga menyerupai tabung oksigen.

        “Tersangka menjual tabung itu seharga Rp 5 juta. Pengakuan sudah 20 tabung dia jual. Tapi, kami masih mendalami,” kata Yusri.

        Atas perbuatannya, tersangka WS dijerat dengan Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan dan Undang-Undang Nomor 7 tahun 2014 tentang Perdagangan dengan ancaman hukuman 10 tahun penjara. Bagi masyarakat yang membeli tabung oksigen dari pelaku, untuk tidak menggu­nakannya dan melapor ke Polda Metro Jaya. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Alfi Dinilhaq

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: