Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Awas! 1 Kasus Subvarian Delta AY.4.2 Covid-19 Dilaporkan di Singapura

        Awas! 1 Kasus Subvarian Delta AY.4.2 Covid-19 Dilaporkan di Singapura Kredit Foto: Straits Times/Lim Yaohui
        Warta Ekonomi, Singapura -

        Satu kasus impor Covid-19 subvarian Delta AY.4.2 di Singapura terkonfirmasi pada Selasa (26/10/2021), kata Kementerian Kesehatan, Kamis (28/10/2021) malam.

        Subvarian tersebut merupakan mutasi dari varian Delta Covid-19. Ini adalah kombinasi dari varian Delta AY.4 dan mutasi lonjakan S:Y145H.

        Baca Juga: Mendadak Kasus Baru Corona Singapura Menjadi 3.432, Turun 1.800 dari Hari Sebelumnya

        Kementerian Kesehatan mengatakan tidak ada bukti penyebaran ke masyarakat dari kasus tersebut.

        "Sementara efeknya masih dipelajari, AY.4.2 saat ini diperkirakan serupa dengan subvarian Delta lainnya dalam hal penularan dan tingkat keparahan penyakit," tambahnya, dilansir Straits Times, Jumat (29/10/2021).

        Subvarian diklasifikasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia sebagai varian yang menarik, tetapi bukan varian yang menjadi perhatian.

        BBC melaporkan bahwa menurut para ahli, tidak ada indikasi bahwa subvarian AY.4.2 lebih menular atau lebih berbahaya daripada Delta, tetapi tes sedang berlangsung.

        Lebih dari 6 persen dari semua kasus subvarian AY.4.2 sejauh ini telah dilaporkan di Inggris.

        Data dari database pelaporan virus GISAID juga menunjukkan bahwa kasus subvarian telah dilaporkan di Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan sebagian Eropa Barat.

        Newsweek melaporkan bahwa Australia dan Jepang masing-masing hanya melihat satu kasus pada 19 Oktober.

        Profesor biologi sistem komputasi University College London, Francois Balloux, mengatakan subvarian AY.4.2 belum diamati yang mendorong peningkatan jumlah kasus baru-baru ini di Inggris.

        "Karena AY.4.2 masih pada frekuensi yang cukup rendah, peningkatan 10 persen dalam penularannya hanya dapat menyebabkan sejumlah kecil kasus tambahan," katanya.

        "Ini bukan situasi yang sebanding dengan kemunculan Alpha dan Delta yang jauh lebih menular (50 persen atau lebih) daripada strain apa pun yang beredar saat itu," tambahnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: