Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kedelai Mahal, Kemenkop-UKM Usulkan Ganti Kacang Koro Pedang untuk Pedagang Tempe Tahu

        Kedelai Mahal, Kemenkop-UKM Usulkan Ganti Kacang Koro Pedang untuk Pedagang Tempe Tahu Kredit Foto: Kemenkop-UKM
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pemerintah telah menyiapkan alternatif kacang koro pedang sebagai pengganti kedelai yang saat ini harganya melonjak tinggi. Melonjaknya harga kedelai memengaruhi keberlanjutan usaha para pengrajin tempe dan tahu di Tanah Air.

        Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, naiknya harga kedelai harus dijawab dengan menyiapkan alternatif bahan baku agar usaha tempe dan tahu lebih berkelanjutan ke depannya. Salah satu komoditas yang dapat dijadikan sebagai substitusi adalah kacang koro pedang.

        Baca Juga: Kemenkop-UKM Perkuat Koperasi Modern guna Perkuat Pangan

        "Para pengrajin tempe dan tahu juga harus melakukan inovasi untuk mencari alternatif pengganti kedelai impor yang makin hari makin mahal. Salah satunya dengan menggunakan kacang koro pedang," katanyan dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (16/2/2022). 

        Dia mengatakan, pihaknya kini sedang menyiapkan bahan baku tempe dan tahu dengan kacang koro pedang yang dapat menjadi subtitusi kedelai sehingga para pengrajin tidak tergantung sepenuhnya oleh kedelai impor yang harganya selalu mengalami kenaikan setiap tahunnya dan memengaruhi produksi tempe.

        "Kita selama ini makan tempe dan tahu sebagai sumber protein, tapi ironinya kedelai ini diimpor 2,5 juta sampai 3 juta ton setahun. Kita lihat sekarang kacang koro punya potensi sebagai substitusi impor. Ini per satu hektare (ha) saja dapat memproduksi 5 ton dan kalau mau substitusi 1 juta ton itu hanya butuh 200 ribu sampai 250 ribu ha," ujar dia.

        Menkop Teten mengatakan, saat ini Kementerian Koperasi dan UKM tengah bekerja sama dengan para petani dari Kabupaten Sumedang mengembangkan pilot project budi daya kacang koro pedang yang telah dimulai sejak akhir Januari 2022 lalu.  Dengan pengembangan ini, diharapkan nantinya kacang koro pedang menjadi salah satu komoditas strategis penunjang ketahanan pangan di Indonesia.

        Dia pun menargetkan, pada tahun 2022 akan tertanam kacang koro pedang di lahan seluas 100 ha di Kabupaten Sumedang. Setelah pilot project ini berlangsung, pada tahun 2023 akan dilakukan scalling up terhadap penanaman kacang koro pedang ini karena Kabupaten Sumedang memiliki potensi lahan hampir 1.000 ha yang dapat dipergunakan.

        "Jadi nanti setelah ini ditanami, akan diserap oleh koperasi yang akan menjadi offtaker. Jadi ada kepastian bagi petani bahwa yang mereka tanam akan terserap. Peran koperasi sebagai offtaker pertama dari para petani kacang koro juga dapat menjadi jawaban untuk pembiayaan KUR (Kredit Usaha Rakyat) klaster yang dapat diakses oleh para petani," ujarnya. 

        Menteri Teten menegaskan jika Gabungan Koperasi Produsen Tempe-Tahu Indonesia (Gakoptindo) mau menyerap kacang koro pedang hasil produksi para petani, akan terjadi peningkatan produksi dari komoditas ini. Bahkan, diprediksi bahwa kacang koro pedang dapat mensubstitusi 60% kedelai sebagai bahan baku tempe dan tahu.

        "Kalau Gapoktindo mau menyerap kacang koro produk petani, pasti petani juga akan bergairah meningkatkan produksinya. Setidaknya, kacang koro dapat mengganti 60% kedelai untuk tempe," pungkas Menteri Teten.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: