Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Dianggap Representasi SBY-JK, Duet AHY-Anies Terancam Nggak Laku di Pilpres 2024

        Dianggap Representasi SBY-JK, Duet AHY-Anies Terancam Nggak Laku di Pilpres 2024 Kredit Foto: Okezone
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla alias JK, dipastikan ikut berpartisipasi dalam Pilpres 2024. Siapa jagoan JK? Namanya dipastikan muncul paling cepat tahun depan, atau mendekati waktu pelaksanaannya pada 14 Februari 2024.

        “Bisa jadi injury time,” ujar Ketua Dewan Pembina Jenggala Center, Iskandar Mandji kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

        Orang dekat JK ini mengatakan, bosnya itu masih fokus membantu masyarakat yang tengah dirundung banyak masalah. Mulai dari pandemi Covid-19, hingga bencana alam.

        Baca Juga: Habib Kribo Kritik Keras Jusuf Kalla: Radikalisme Itu dari Masjid, Nggak Mungkin dari Diskotik!

        Setelah purna tugas sebagai Wapres, JK banyak aktif di tengah masyarakat baik itu sebagai Ketua Umum (Ketum) Palang Merah Indonesia (PMI), hingga Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI).

        Politisi senior Partai Golkar ini menceritakan, sosok JK tentu memantau geliat Pilpres 2024. Sebagai tokoh bangsa, kedekatannya dengan sejumlah politisi terjalin baik. Misalnya, dengan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, hingga Ketua Umum Partai, Golkar Airlangga Hartarto.

        “Sebagai seorang negarawanan, Pak JK tentu akan melihat dari berbagai faktor. Tidak hanya kualitasnya, juga kesempatannya,” katanya.

        Soal wacana duet Anies-AHY di Pilpres 2024, Iskandar menyebut duet itu mendekati suksesi SBY-JK di Pilpres 2004. Sekalipun Anies merupakan jagoan JK di Pilkada DKI Jakarta 2017, situasi Anies-AHY dengan SBY-JK itu tidak sama.

        “Bedalah, Anies kan nggak punya partai, Demokrat juga masih jauh memenuhi Presidential Threshold 20 persen. Artinya, Demokrat perlu tiga partai untuk mendukung. Tentu tidak semudah itu,” terangnya.

        Dikatakan, sulitnya duet Anies-AHY berlaga di Pilpres 2024 bukan karena kualitas kedua tokoh tersebut. Melainkan rasionalitas tiket partai menuju Pemilu 2024. Nah, hal-hal semacam itu turut menjadi pertimbangan JK dalam menentukan siapa jagoannya.

        Demikian dengan nama-nama lainnya. Iskandar mengatakan, JK masih terus memetakan tentang arah para calon kontestan ini. Bagaimana pun juga, JK adalah seorang politisi, dan tentu memiliki cita-cita kebangsaan yang ingin bisa diteruskan melalui jagoannya kelak.

        “Tentunya, dukungan Pak JK nanti akan lebih bijaksana. Tidak hanya berbicara tentang kualitas tokoh tersebut, juga tentang kepentingan besar Indonesia,” pungkasnya.

        Sebelumnya, Direktur Eksekutif Indostrategic, Ahmad Khoirul Umam menilai Anies-AHY memiliki masa depan cerah di Pilpres 2024. Asumsinya, Anies-AHY dianggap bisa mengulang sukses duet SBY-JK di Pemilu 2004.

        Hitungannya, AHY merupakan anak biologis dan ideologis SBY. Sementara itu, JK adalah mentor politik Anies Baswedan.

        “Jika duet ini digarap dengan baik, bisa saja duet Anies-AHY mengulang kemenangan SBY-JK sebagaimana terjadi di Pemilu 2004 lalu,” ujar Umam, di Jakarta.

        Umam menguatkan analisanya ini dengan survei yang dilakukan Indostrategic yang dilakukan medio Maret-Juni 2021. Duet Anies-AHY berpotensi menang Pilpres 2024.

        Elektabilitas duet Anies-AHY berada di atas pasangan lainnya, yakni 20,25 persen. Survei ini mengambil responden sebanyak 2.400 dengan metode multistage random sampling. Adapun margin of error dalam survei ini sebesar 2 persen, dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: