Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Diberondong Peluru Tajam, Ukraina Tutup Sementara Pos Pemeriksaan di Wilayah Ini

        Diberondong Peluru Tajam, Ukraina Tutup Sementara Pos Pemeriksaan di Wilayah Ini Kredit Foto: Reuters/Gleb Garanich
        Warta Ekonomi, Kiev, Ukraina -

        Ukraina menangguhkan operasi salah satu dari tujuh pos pemeriksaan wilayah di daerah timur Donbass yang dikendalikan oleh separatis yang didukung Rusia. Militer Ukraina menyampaikan alasannya karena telah terjadi penembakan berat.

        Dilansir Reuters, insiden penembakan melintasi garis yang memisahkan pasukan pemerintah dan separatis meningkat tajam pekan lalu, dalam apa yang disebut pemerintah Ukraina sebagai provokasi. Sekutu Barat Kiev mengatakan Rusia sedang bersiap untuk menyerang Ukraina dan khawatir bahwa eskalasi dapat digunakan sebagai dalih.

        Baca Juga: Pasukan Jerman Tiba di Lithuania di Tengah Krisis Ukraina-Rusia

        Di samping itu, Rusia membantah rencana untuk menyerang tetangganya, sementara Ukraina membantah keras saran Moskow bahwa Kiev dapat melancarkan serangan di Ukraina timur.

        Sebelumnya, separatis pada Sabtu (19/2/2022) menembakkan tiga kali ke pos pemeriksaan Schastya menggunakan mortir dan peluncur granat anti-tank berat, ketika pelanggaran gencatan senjata oleh separatis di sepanjang garis depan meningkat menjadi 136 dari 66 pada hari Jumat, kata militer di halaman Facebook-nya.

        Dua tentara Ukraina dilaporkan tewas dan empat terluka pada Sabtu. Baca selengkapnya

        Mempertimbangkan "eskalasi situasi ... dan ketidakmampuan untuk menjamin keselamatan penduduk sipil" menggunakan pos pemeriksaan, perintah itu menangguhkan penggunaannya dari jam 8 pagi (06.00 GMT) pada Minggu (20/2/2022) "untuk periode ancaman," kata militer, dikutip Reuters.

        Pejabat separatis menuduh Ukraina di situs media sosial Telegram menembaki daerah yang dikuasai separatis dan mengatakan mereka harus menanggapinya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: