Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Haris Pertama Dianiaya, Motif dan Pelaku Masih Dicari, Perusahaan Sawit ini Dituding jadi...

        Haris Pertama Dianiaya, Motif dan Pelaku Masih Dicari, Perusahaan Sawit ini Dituding jadi... Kredit Foto: Twitter/Iwan Smule
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kuasa hukum Haris Pertama, Arief Perhusip belum dapat menyimpulkan siapa pelaku yang menyerang Ketua Umum DPP KNPI Haris Pertama di depan restoran Garuda, Cikini, Jakarta Pusat, Senin (21/2).

        Dia mengatakan bahwa, Haris sebelumnya sempat mengecam tindak ilegal penyerobotan lahan sawit sejumlah perusahaan.

        Pasalnya, terdapat 3,2 juta hektar lahan sawit milik rakyat di Riau dan Kalimantan diserobot perusahaan. Dia menduga pelaku pengeroyokan itu para preman suruhan perusahaan yang diungkap Haris.

        "Ketum kan sempat rilis daftar-daftar perusahaan yang pelanggaran HGU, itu kan banyak punya perusahaan kan, supaya izinnya dicabut juga oleh Pak Jokowi, kita belum tau nih apakah dari perusahaan yang disebut oleh Ketum Haris atau dari tokoh kepemudaan,” kata Arief dikutip dari Rmol.

        Arief mengatakan, tokoh kepemudaan tidak mungkin melakukan hal premanisme tersebut, namun pihaknya tidak mau menduga lebih jauh dan menunggu hasil forensik dari penegak hukum dalam hal ini Polri.

        "Kalau menurut saya sih kayaknya enggak ada si dari kepemudaan ya, tapi belum tahu. Ini kami belum keluar nih ketum lagi divisum sama orang Polda belum selesai,” katanya.

        "Kita belum ada pendapat siapanya, kita menunggu proses dari polisi dulu ya,” tutupnya.

        Memang, sebelum terjadi pemukulan, melalui media sosial, Haris mengungkap 99 perusahaan yang melakukan kegiatan usaha tanpa izin di kawasan hutan.

        "Transparansi data perusahaan yang telah melakukan kegiatan usaha di dalam kawasan hutan yang tidak memiliki perizinan di bidang Kehutanan harus dibuka ke masyarakat oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK),” cuit haris di akun Twitternya, Minggu malam (20/2).

        Haris kemudian membeberkan 99 nama perusahaan itu secara lengkap berikut dengan kegiatan usaha yang dilakukannya. Sebagian besar perusahaan tersebut beroperasi di Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ferry Hidayat

        Bagikan Artikel: