Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Rusia Berseru Nyaring, Kubu Barat Makin Ketar-ketir karena Hal Ini

        Rusia Berseru Nyaring, Kubu Barat Makin Ketar-ketir karena Hal Ini Kredit Foto: Reuters/Sputnik/Mikhail Klimentyev
        Warta Ekonomi, Moskow -

        Rusia pada hari Selasa (21/2/2022) berseru nyaring kepada negara-negara lain untuk mengikuti jejaknya dalam mengakui kedaulatan 2 republik separatis Ukraina timur.

        Seruan itu sehari setelah Presiden Vladimir Putin melakukannya dan memerintahkan tentara Rusia untuk mengirim pasukan ke sana sebagai "penjaga perdamaian."

        Baca Juga: Antony Blinken Siap Bertemu dengan Menteri Luar Negeri Rusia

        "Rusia meminta negara-negara lain untuk mengikuti teladannya," kata kementerian luar negeri Moskow dalam sebuah pernyataan.

        Kementerian itu menambahkan bahwa pengakuan Moskow terhadap kelompok separatis --yang dikutuk oleh Barat-- memang tidak mudah, tetapi satu-satunya langkah yang mungkin.

        Keputusan Putin untuk mengakui pemberontak, kata kementerian luar negeri, didikte terutama oleh pertimbangan kemanusiaan.

        Tujuannya dimaksudkan untuk menjadi jaminan bagi kehidupan yang damai di wilayaah Donetsk dan Lugansk.

        Putin mengumumkan keputusannya untuk mengakui wilayah separatis setelah pidato nasional selama satu jam pada Senin (20/2/2022) malam.

        Beberapa jam kemudian, dia mengeluarkan perintah kepada tentara Rusia untuk mengirim pasukan sebagai "penjaga perdamaian" ke Ukraina timur.

        Pengakuan itu secara efektif mengubur proses perdamaian rapuh yang mengatur konflik di Ukraina timur, yang dikenal sebagai kesepakatan Minsk.

        Namun dalam pernyataannya, Moskow mengatakan bahwa Kyiv tidak pernah bermaksud untuk menghormati perjanjian Minsk.

        "Faktanya, Kyiv sudah lama menarik diri dari perjanjian Minsk, secara terbuka menyabotase implementasinya," kata pernyataan itu.

        Parlemen Rusia pada Selasa menandatangani perjanjian persahabatan Putin dengan republik-republik separatis.

        Putin mengakui separatis meskipun Barat berulang kali memperingatkan dia untuk tidak melakukannya.

        Koalisi barat juga  mengancam Moskow dengan tanggapan sanksi besar-besaran.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: