Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Lepas Ekspor Kopi, Koperasi Produsen di Garut Buktikan Daya Saingnya!

        Lepas Ekspor Kopi, Koperasi Produsen di Garut Buktikan Daya Saingnya! Kredit Foto: Antara/Aji Styawan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kopi Indonesia kembali mendapat pengakuan dunia internasional. Hal itu tercermin dari permintaan kopi yang terus meningkat di pasar internasional. Yang membanggakan lagi adalah ekspor kopi ini dilakukan oleh koperasi. Contohnya adalah Koperasi Produsen Sari Buah Kopi dari Desa Mekarsari, Cikajang, Garut, Jawa Barat.

        Staf Ahli Menteri Koperasi dan UKM Bidang Hubungan Antar Lembaga Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop-UKM) Luhur Pradjarto, mengapresiasi ekspor yang dilakukan oleh Koperasi Produsen Sari Buah Kopi tersebut. Menurutnya, ekspor ini menjadi bukti bahwa dengan pengelolaan dan kerja sama yang baik oleh berbagai pihak, ekspor produk perkebunan bisa dilakukan oleh koperasi. 

        Baca Juga: Dorong Pertumbuhan Ekonomi Nasional, KemenKopUKM Gelar Sosialisasi KUR Di Pandeglang

        "Kegiatan pelepasan ekspor seperti ini diharapkan dapat berkelanjutan, tidak berhenti di sini saja, agar menghasilkan nilai ekspor yang terus meningkat. Saya sangat bangga dan apresiasi sekali dengan optimisme para petani milenial ini untuk memajukan komoditas unggulan daerah khususnya kopi," tutur Luhur dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (2/3/2022).

        Sebelumnya, Koperasi ini mendapat pesanan kopi dari Belanda sebanyak 2 kontainer dengan nilai ekspor sebesar Rp4 miliar. Ekspor kopi dilakukan atas kerja sama yang baik antara PT Astra Internasional Tbk dan Institut Pertanian Bogor (IPB).  Acara pelepasan ekspor kopi ini juga dihadiri oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Rektor IPB Arif Satria, Head of Social Engagement Astra Triyanto. Dalam acara ini juga dilakukan penyerahan secara simbolis bantuan sarana dan prasarana produksi kepada petani milenial Jawa Barat.

        Luhur mengatakan, terjadi kenaikan tren dunia dalam permintaan kopi. Pada 2021 lalu volume ekspor kopi Indonesia mencapai 380,17 ribu ton atau naik sekitar 1,21 % dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 375,60 ribu ton. Sedangkan nilai ekspor kopi sebesar USD842,52 juta. Terdapat kenaikan sekitar 4,11 % dibandingkan 2020 yang sebanyak USD809,20 juta. 

        Dengan permintaan pasar yang semakin besar, Luhur berpesan agar Koperasi Produsen Sari Buah Kopi untuk memperhatikan standar kualitas produk dan aspek keberlanjutan. Selain itu diperlukan branding yang kuat melalui berbagai media yang dimiliki.

        Untuk itu penting dilakukan penguatan, pendampingan serta market intelligence demi menjaga kepercayaan konsumen kopi baik di dalam atau luar negeri. Luhur berharap akan semakin banyak pihak yang terlibat dalam program pendampingan dan penguatan SDM dari para produsen kopi di Indonesia khususnya kepada anggota koperasi. 

        "Kehadiran IPB University dan Astra International juga menjadi tonggak sinergi bahwa kemajuan ekspor Indonesia bukan kerja sendiri tetapi kerja bersama dalam semangat kolaborasi dan kerja sama yang sejati. Dukungan berbagai pihak seperti ini sangat dibutuhkan," lanjutnya.

        Baca Juga: Tingkatkan Manajemen Mutu, KemenKopUKM Dorong Startup Masuk Rantai Pasok Global

        Luhur menambahkan, pengurus koperasi dan pelaku UMKM untuk memulai memanfaatkan teknologi untuk memasarkan produknya. Hal ini penting untuk dapat memperkenalkan produknya dengan pangsa pasar yang lebih luas. Pihaknya siap memberikan pelatihan pemanfaatan teknologi dalam proses produksi hingga ke pemasarannya.

        “Pemerintah juga siap memfasilitasi para pelaku UMKM dan koperasi mendapatkan akses pembiayaan murah karena targetnya tahun 2024 sebesar 30 persen kredit perbankan untuk UMKM. Kedepan bagaimana UMKM kita bisa onboarding, kan sekarang zamannya digital. Dan tak kalah penting adalah korporatisasi petani. Koperasi nanti sebagai agregator," tegas dia.

        Selain itu, Gubernur Jawa Barat  Ridwan Kamil mengatakan, masa depan ekonomi Indonesia ditopang olah sektor pertanian dengan syarat harus dipadukan dengan teknologi. Oleh sebab itu dia berharap para lulusan perguruan tinggi dapat kembali ke desa untuk membangun ekonomi dengan konsep modern. 

        "Kalau ekonomi hijau dan ekonomi digital ini dipadukan, ini bisa menjadi masa depan ekonomi kita. Tapi itu tidak akan terjadi kalau kerjanya sendiri-sendiri, kuncinya untuk sektor pangan adalah berkolaborasi dengan teknologi," ujar Ridwan Kamil.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: