Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Analis: Aksi 'Profit Taking' Masih Bayangi IHSG

        Warta Ekonomi -

        WE Online, Jakarta - Pada perdagangan akhir pekan lalu positifnya laju bursa saham AS mampu memberikan imbas positif bagi laju bursa saham Asia, tak terkecuali Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mampu kembali berada di zona positif.

        "Penguatan beberapa saham-saham otomotif cukup mampu mempertahankan IHSG di zona hijau yang diikuti dengan penguatan pada saham-saham manufaktur," kata?Woori Korindo Securities Indonesia?Reza Priyambada di Jakarta, Senin (15/12/2014).

        Reza mengatakan bahwa di awal perdagangan laju IHSG masih terlihat menguat, meski sempat melemah jelang akhir sesi satu. Di sesi kedua laju IHSG mendapat dorongan beli hingga mendekati level 5.170. Akan tetapi, dimanfaatkan pelaku pasar untuk ambil untung dan membuat IIHSG kembali akan bergerak turun.

        "Laju IHSG pasca menyentuh level tertingginya di kisaran 5.170 terlihat kurang dapat bertahan hingga kembali terperosok. Namun demikian, penurunan yang terjadi masih dapat berakhir lebih tinggi dari sebelumnya. Adapun transaksi asing tercatat?nett buy?(dari?net sell?Rp -512,11 miliar menjadi?net buy?Rp 42,38 miliar)," tambahnya.

        Reza memprediksikan?bahwa pada perdagangan hari ini IHSG akan berada pada rentang?support?5.138-5.152 dan resisten 5.172-5.183.

        Three white soldier?bertahan di area?middle bollinger band?(MBB). MACD masih bergerak datar tipis mencoba bertahan dari?death gross?dengan histogram positif yang lebih pendek. RSI, Stochastic, dan William?s %R kembali mencoba untuk berbalik naik.

        Laju IHSG sempat melampaui target resisten (5.162-5.172), meski tidak bertahan lama dan mampu terjaga di atas target?support?(5.135-5.142).

        "Laju IHSG tidak jauh berbeda dengan sebelumnya di mana terlihat masih berupaya bergerak naik, namun tertahan dengan adanya aksi jual. Meski berpeluang melanjutkan kenaikan, namun tidak didukung oleh sentimen yang ada di mana rupiah terdepresiasi dan adanya pelemahan bursa saham global. Untuk itu, perlu juga waspada akan terjadinya pelemahan lanjutan seiring masih adanya potensi?profit taking," tukasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Annisa Nurfitri
        Editor: Cahyo Prayogo

        Bagikan Artikel: