Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Rusia Beralih Gunakan Microchip China untuk Dukung Sistem Pembayaran Lokal

        Rusia Beralih Gunakan Microchip China untuk Dukung Sistem Pembayaran Lokal Kredit Foto: Reuters/David W Cerny
        Warta Ekonomi, Moskow -

        Rusia beralih ke manufaktur microchip dari China untuk menghindari sanksi barat. Sanksi Barat yang dikenakan atas invasi ke Ukraina telah memutus Rusia dari sistem keuangan global dan hampir setengah dari cadangan emas serta valuta asingnya senilai 640 miliar dolar AS.

        Anggota dewan Sistem Pembayaran Kartu Nasional (NSPK) Oleg Tishakov mengatakan, Rusia menghadapi kekurangan microchip karena manufaktur Asia menangguhkan produksi di tengah pandemi virus corona.

        Baca Juga: Gak Main-main, Spanyol Bakal Usir 25 Diplomat Rusia dari Negaranya

        Sedangkan pemasok Eropa telah berhenti bekerja sama dengan Moskow menyusul sanksi.

        "Kami mencari pemasok microchip baru dan [telah] menemukan beberapa di China, dengan proses sertifikasi yang sedang berlangsung," kata Tishakov pada Selasa (5/4/2022).

        Beberapa bank terbesar Rusia tidak lagi memiliki akses ke sistem pesan perbankan global SWIFT. Kartu pembayaran internasional Visa dan MasterCard telah berhenti melayani rekening Rusia di luar negeri. Koneksi sistem pembayaran Rusia (Mir) ke Apple Pay juga telah dihapus bulan lalu.

        NSPK mengeluarkan lebih dari dua juta kartu Mir antara akhir 2021 dan Maret. Total kartu yang beredar sekarang mencapai 116 juta.

        Semua bank besar Rusia telah melaporkan peningkatan permintaan untuk kartu domestik, yang sekarang beberapa diterbitkan dalam co-brand dengan UnionPay Cina.

        Sistem pembayaran ini merupakan alternatif untuk Visa dan MasterCard dalam pembelian oleh orang Rusia di luar negeri.

        Kartu Mir juga diterima oleh beberapa bank di Turki, Vietnam, Armenia, Uzbekistan, Belarus, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Tajikistan, dan Georgia, wilayah yang memisahkan diri dari Ossetia Selatan dan Abkhazia.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: