Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Baru Keluar dari PSI, Tsamara Amany Ternyata Dulu Pengagum Anies Baswedan

        Baru Keluar dari PSI, Tsamara Amany Ternyata Dulu Pengagum Anies Baswedan Kredit Foto: Instagram/Tsamara Amany Alatas
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Mantan politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Tsamara Amany selama ini dikenal sebagai politikus muda yang kritis dengan kebijakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, sesuai dengan garis partai yang menaungginya.

        Tsamara dikenal kader muda PSI yang rajin menguliti pemikiran Anies, bahkan saat kontestasi Pemilihan Gubernur DKI Jakarta pada 2017.

        Akan tetapi terungkap bahwa istri intelektual muslim, Ismail Fadjrie Alatas ini ternyata pernah menuliskan penyeselannya pernah mengagumi Anies Baswedan.

        Dikutip dari Tribunews, pengakuan Tsamara yang saat itu masih menjadi mahasiswa Paramadina dan kader PSI mengomentari tulisan dari situs husnil.id.

        Dan berikut isi curhat Tsamara Amany :

        Saudara memberikan pembenaran atas apa yang disampaikan Anies pada kuliah umum tersebut. Menurut saya, memang itu lebih banyak gagasan. Apa yang saudara jelaskan itu sudah saya dengar semua.

        Saudara Husnil, pernahkah saudara melihat kuliah umum Presiden Jokowi semasa jadi gubernur DKI? Maka saudara akan tahu betapa teknisnya kuliah umum beliau. Menarik sekali. Saudara anggap kuliah umum Anies lebih menarik? Boleh.

        Tapi saya suka kuliah umum model Pak Jokowi karena menceritakan apa yang selama ini beliau kerjakan sembari memberi pesan sesuai dengan tema, bukan hanya bercerita gagasan.

        Soal hari Film Nasional. Saya mengatakan di artikel saya: “Mungkin rasa kecewa ini timbul karena saya sudah magang di Balaikota dan terbiasa melihat Ahok yang tidak pernah melakukan hal-hal seremonial.”

        Sebelum Anies pidato, Ahok berpidato. Di pidatonya, ia menceritakan tentang bagaimana ia membasmi calo tanah agar ke depannya rumah-rumah produksi tidak kesulitan dalam mendirikan bangunannya. Itu salah satu contoh kinerja.

        Ketika Anies berpidato, saya tak bilang itu tak bagus. Tapi saya tak melihat ia menceritakan apa yang ia lakukan sebagai Mendikbud agar film Indonesia bisa maju. Menteri kan bukan penyemangat, menteri itu eksekutor.

        Saudara anggap pidato Anies lebih relevan? Boleh. Tapi saudara tak bisa memaksakan saya untuk berpikir seperti saudara, bukan? Sama seperti saya tidak akan memaksakan pikiran saya kepada saudara.

        Saudara Husnil, saya memang pengagum Ahok. Itu saya tuliskan pula pada artikel saya di jakartaasoy. Tapi ketika saya megagumi Ahok, saya juga mengagumi banyak tokoh lain seperti Presiden Jokowi, Menteri Susi, Menteri Sri Mulyani, Walikota Tri Rismaharini, dan banyak lagi. Dulu salah satunya adalah cagubmu, Anies Baswedan.

        Sekarang saya tanya, dalam kapasitas apa Anies datang ke Petamburan? Calon gubernur. Di sana Anies bukan mengajak persatuan. Di sana Anies berkampanye. Ia sedang membantah dirinya bukan liberal, Syiah, Wahabi.

        Dia bahkan sedang memuja dirinya sendiri dengan mengatakan Paramadina adalah api dan ia selama menjadi rektor pemadamnnya. Saudara Husnil, mohon tunjukkan kepada saya, di mana letak persatuan yang Anies bawa?

        Yang ia lakukan adalah berkampanye untuk meraup suara kelompok ekstrim kanan tersebut. Lebih sedih lagi ia melakukan itu dengan merendahkan Paramadina, kampus yang pernah membesarkan namanya! Ia sebut Paramadina api!

        Paramadina adalah hasil pemikiran Cak Nur. Dan jika Paramadina itu api, percayalah Anies tak akan mampu memadamkannya. Dan katakanlah pada Anies, saudara Husnil, bahwa Paramadina lebih besar dari dirinya!

        Saudara Husnil, dalam akhir tulisan saya ini, izinkanlah saya untuk tetap berpandangan sama bahwa saya menyesal pernah mengagumi Anies.

        Sampaikanlah kepada cagubmu Anies Baswedan, ia bebas melakukan apapun saat ini. Toh pandangan negarawan dan intelektual pada dirinya telah sirna.

        Hanya saja, ingatkanlah kepada Pak Anies, bahwa kekuasaan itu diberikan oleh Allah SWT. Jangan demi mengejar kekuasaan sampai tega menyebut kampus yang membesarkan namanya sebagai api dan kontroversi.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ferry Hidayat

        Bagikan Artikel: